Lady Gaga Bakal Konser 4 Hari di Singapura, Kenangan Ditolak di RI

Bintang pop asal Amerika, Lady Gaga, siap menyapa penggemarnya di Singapura setelah lebih dari satu dekade. Dalam sebuah konser yang sangat dinantikan, penyanyi yang dikenal dengan julukan “Mother Monster” ini akan tampil selama empat hari berturut-turut di Stadion Nasional Singapura pada tanggal 18, 19, 21, dan 24 Mei 2025. Konser ini merupakan satu-satunya pertunjukan Lady Gaga di Asia dan menjadi sorotan bagi lebih dari 200.000 penggemar, baik lokal maupun internasional, yang diharapkan akan hadir.

Tiket prapenjualan untuk konser ini akan mulai dijual pada 18 Maret, sementara penjualan umum akan dibuka pada 21 Maret. Meski harga tiket belum diumumkan, platform pemesanan perjalanan Klook, yang menjadi mitra resmi acara ini, akan menawarkan akses khusus untuk tiket pra-penjualan mulai 19 Maret. Singapore Airlines juga ikut berpartisipasi dengan memberikan akses prioritas untuk anggotanya dalam prapenjualan tiket, yang dimulai pada 20 Maret.

Antusiasme penggemar dan stakeholder terhadap kedatangan Lady Gaga tidak hanya terlihat dari penjualan tiket, tetapi juga dari berbagai penawaran menarik. Klook, misalnya, menyediakan paket mulai dari $589, yang termasuk dua tiket konser beserta akomodasi di hotel bintang empat atau lima. Hal ini menandakan persiapan besar untuk memenuhi permintaan penggemar yang sudah lama menunggu kehadiran penyanyi pelantun lagu “Bad Romance” ini.

Pertunjukan ini merupakan konser besar pertama yang diadakan di Singapura pada tahun 2025. Ini menjadi momen spesial bagi Singapura, yang sekali lagi menjadi satu-satunya negara pilihan bagi artis internasional untuk tampil di Asia Tenggara. Sebelumnya, pada Maret 2024, Taylor Swift juga menggelar konser di Singapura sebagai lokasi satu-satunya di wilayah tersebut.

Meskipun Lady Gaga sangat populer dan telah sukses menggelar konser di berbagai negara, ada satu catatan pahit yang terjadi pada tahun 2012 ketika rencananya untuk tampil di Indonesia ditolak. Konser tersebut direncanakan untuk berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 3 Juni 2012, bersamaan dengan tur dunia “Born This Way” yang juga dijadwalkan di Singapura. Penolakan tersebut datang dari sejumlah organisasi besar di Indonesia, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Front Pembela Islam (FPI), yang mengkhawatirkan moralitas konser dan menilai penampilan Gaga terlalu vulgar dengan dukungan terhadap homoseksualitas.

Akibat penolakan itu, tiket konser yang sudah terjual dipulangkan kepada pembeli, dan rencana untuk menggelar konser di Indonesia pun akhirnya dibatalkan. Penolakan serupa juga pernah terjadi di beberapa negara lain, seperti Malaysia dan China, memperlihatkan tantangan yang dihadapi Lady Gaga dalam mencapai penggemar di kawasan dengan berbagai kebudayaan dan norma sosial yang berbeda.

Di tengah keterbatasan tersebut, penggemar Lady Gaga tetap menghadapi kenyataan bahwa ia tidak akan tampil di Indonesia. Meski terdapat banyak kontroversi, pengaruh Lady Gaga dalam dunia musik pop tetap signifikan. Baru-baru ini, ia merilis album studio ketujuhnya yang berjudul “Mayhem” pada 7 Maret 2025, dengan lagu-lagu yang diklaim memiliki pengaruh elektro grunge. Dalam wawancara, Gaga juga menyatakan tidak sabar untuk kembali tampil dengan album tersebut dan menggambarkan karyanya sebagai “hadiah untuk para penggemar”.

Konser mendatang di Singapura menjadi sorotan bukan hanya karena penantian lama fans, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan Lady Gaga untuk menarik perhatian di Asia meskipun ada penolakan sebelumnya di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Setiap langkah yang diambil Lady Gaga selalu memperlihatkan kekuatan dan ketekunannya dalam dunia musik, menjadikannya sebagai salah satu ikon yang tak terlupakan di industri hiburan.

Exit mobile version