Korea Selatan bertekad untuk mengamankan 10.000 unit pemrosesan grafis (GPU) berkinerja tinggi pada tahun ini guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat dalam bidang kecerdasan buatan (AI). GPU, yang berperan penting dalam pengolahan data dan pengembangan aplikasi AI, menjadi fokus utama pemerintah untuk memastikan keberlanjutan dan keunggulan dalam inovasi teknologi.
Pelaksana tugas Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan bahwa upaya pengamanan ini akan dilakukan melalui skema kerja sama antara sektor publik dan swasta. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat peluncuran layanan dari pusat komputasi AI nasional, yang diharapkan dapat mendukung pengembangan layanan publik dan solusi untuk masalah sosial.
“Seiring meningkatnya persaingan untuk mendominasi industri AI, lanskap persaingan bergeser dari pertarungan antarperusahaan menjadi persaingan skala penuh antara ekosistem inovasi nasional,” ujar Choi. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah Korea Selatan dalam berinvestasi di sektor yang sangat strategis tersebut.
Persaingan global juga semakin diperketat oleh berbagai kebijakan yang diterapkan oleh negara lain. Bulan lalu, pemerintah AS memberlakukan peraturan baru yang membatasi ekspor GPU dan teknologi AI yang canggih. Aturan ini bertujuan untuk meredakan potensi ancaman dari negara lain dan menjaga keunggulan teknologi yang dimiliki Amerika. Dalam konteks ini, kebutuhan akan GPU yang handal menjadi semakin mendesak untuk membangun model AI yang kuat dan efektif.
“Jumlah GPU yang dibutuhkan untuk model AI bergantung pada seberapa canggih GPU tersebut, seberapa banyak data yang digunakan untuk melatih model, ukuran model itu sendiri, dan waktu yang ingin dihabiskan pengembang untuk melatihnya,” kata Choi, menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi ketersediaan dan penggunaan GPU dalam proyek pengembangan AI.
Selain pemerintah, perusahaan swasta juga ikut berkontribusi dalam pengembangan teknologi AI di Korea Selatan. KT Corporation, salah satu raksasa telekomunikasi di negara tersebut, telah menginvestasikan sebesar US$5,3 miliar untuk penelitian dan pengembangan AI. Fokus mereka meliputi bidang robotika, perawatan kesehatan, dan solusi AI inovatif, yang diharapkan dapat menghasilkan dampak positif bagi masyarakat.
Pembiayaan dan dukungan dari pemerintah diharapkan dapat mempercepat pemanfaatan teknologi AI dalam berbagai sektor, termasuk sistem keuangan, perawatan kesehatan, serta peradilan. Dengan penerapan teknologi ini, pemerintah yakin dapat meningkatkan kinerja layanan publik dan menjaga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Selatan menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjadi salah satu pemimpin dalam industri AI. Meningkatnya alokasi anggaran untuk proyek-proyek yang berbasis AI, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental dan penyakit anak, menunjukkan perhatian pemerintah terhadap isu-isu sosial yang penting.
Upaya untuk mengamankan 10.000 GPU tidak hanya akan berdampak pada pengembangan teknologi, tetapi juga memiliki potensi untuk menciptakan pekerjaan baru dan meningkatkan daya saing ekonomi Korea Selatan di panggung global. Para pemangku kepentingan diharapkan dapat bekerja sama secara efektif untuk mencapai tujuan ini dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang lebih dahulu maju dalam teknologi AI.
Dengan langkah-langkah konkret dan kolaborasi antar sektor, Korea Selatan berhasrat untuk menciptakan ekosistem inovasi AI yang tidak hanya kompetitif tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.