Kafe-kafe di Kanada kini tengah menarik perhatian publik setelah banyak dari mereka mengganti nama kopi Americano menjadi Canadiano. Langkah ini diambil sebagai bentuk protes terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang telah mengeluarkan berbagai ancaman politik terhadap negara tetangga tersebut. Sejak kembali menjabat pada tahun lalu, Trump tidak segan-segan mengeluarkan nada ancaman, hingga mengusulkan agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS.
Konflik ini semakin memanas setelah Trump memberlakukan tarif sebesar 25% pada barang-barang Kanada, yang mulai berlaku bulan ini. Ancaman tersebut membuat banyak warga Kanada merasa terancam, yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan simbolis sebagai respons. Dalam bentuk protes yang kreatif, kafe-kafe di berbagai kota, mulai dari Ottawa hingga Toronto, mulai mengubah nama menu kopi mereka.
William Oliveira, seorang pemilik kafe di Toronto, menjelaskan alasan di balik perubahan ini. Dalam wawancara, ia menyatakan, “Kami melakukan perubahan ini untuk menunjukkan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa kita tidak perlu merasa ditekan atau diganggu.” Pernyataan ini mencerminkan semangat kebersamaan dan keberanian dari pemilik kafe yang ingin mempertahankan identitas nasional mereka.
Sementara itu, di Ottawa, pemilik kafe lainnya mencatat bahwa mengganti nama Americano menjadi Canadiano adalah cara untuk mengungkapkan sikap serius terhadap keadaan yang dihadapi. “Kami tidak membutuhkan produk Amerika saat ini,” tuturnya kepada CTV News. Ia menambahkan, “Itu tampaknya cara yang sangat tepat untuk menyatakan bahwa kami adalah orang Kanada.”
Reaksi positif terhadap perubahan nama ini semakin menguat ketika sejumlah pengguna media sosial memberikan dukungan. Banyak yang melihat tindakan ini sebagai protes yang halus tetapi kuat terhadap ancaman yang dikeluarkan oleh Trump. Hal ini menunjukkan bahwa warga Kanada sangat peduli terhadap identitas dan kedaulatan mereka, serta bersikap tegas dalam mempertahankan harga diri mereka.
Mantan Duta Besar AS untuk Kanada, David Cohen, juga angkat bicara terkait isu ini. Ia menolak gagasan Trump bahwa Kanada seharusnya menjadi negara bagian ke-51, menekankan bahwa tanpa persetujuan rakyat Kanada, klain tersebut tidaklah sah. Cohen memperingatkan bahwa ancaman penggabungan ini tidak mencerminkan sifat negarawan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para pemimpin.
Perubahan nama kopi di kafe-kafe Kanada memang tampak sepele, namun ini mencerminkan sentimen nasional yang lebih dalam. Warga Kanada menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak akan tinggal diam ketika identitas dan kedaulatan mereka terancam oleh pernyataan dan tindakan negara lain. Tindakan ini bukan hanya soal perubahan nama, melainkan sebuah pernyataan yang menyatukan rakyat dalam menghadapi tekanan eksternal.
Kondisi ini menyoroti bagaimana identitas suatu bangsa bisa dipertahankan melalui tindakan-tindakan simbolis. Dengan cara yang unik dan menyenangkan, warga Kanada tidak hanya menyampaikan pesan politik, tetapi juga merayakan diri mereka sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Seiring berkembangnya wacana politik antara Kanada dan Amerika Serikat, langkah-langkah seperti ini bisa jadi semakin banyak, merefleksikan kekuatan budaya dan identitas nasional di tengah tantangan geopolitik yang ada. Tindakan pemilik kafe mengganti nama Americano menjadi Canadiano adalah contoh nyata bagaimana perlawanan bisa muncul dalam bentuk yang tidak terduga dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.