Polda Jawa Tengah mengeluarkan imbauan penting menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H agar masyarakat dan pelaku usaha meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi premanisme yang mungkin muncul dengan kedok organisasi masyarakat (ormas). Imbauan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan dan menciptakan iklim investasi yang kondusif di daerah tersebut.
Kombes Artanto, Kabidhumas Polda Jateng, menegaskan bahwa pihak kepolisian telah menyiapkan berbagai strategi pencegahan dan penegakan hukum guna memastikan tidak ada pihak yang merasa terancam atau terganggu dalam melaksanakan aktivitas ekonomi dan sosial. “Kegiatan ini sebagai upaya untuk menciptakan Harkamtibmas yang aman dan kondusif serta untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” ujar Artanto dalam pernyataannya di Mapolda Jateng.
Sebagai langkah awal, Polda Jateng telah mengadakan kegiatan pembinaan dan deklarasi damai yang diikuti oleh para ketua ormas se-Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Dirbinmas Kombes Lafri Prasetyono. Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen Polda Jateng dalam menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Selama bulan Ramadan, Polda Jateng juga menggelar patroli KRYD (Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan) dengan tujuan mengantisipasi beragam kasus, termasuk pemerasan, pungutan liar, dan intimidasi yang dapat terjadi dari kelompok masyarakat yang mengatasnamakan ormas. Patroli ini diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Selain upaya patroli, Polda Jateng melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar semakin memahami hak-haknya. Masyarakat juga diimbau untuk tidak ragu melaporkan tindakan merugikan yang dialami. Untuk mendukung laporan tersebut, Polda Jateng menyediakan call center 110 yang terhubung langsung ke pelayanan kantor polisi terdekat, sehingga setiap laporan dapat segera ditindaklanjuti dengan cepat dan profesional.
Polda Jateng juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan menolak segala bentuk premanisme, termasuk yang mengaku sebagai ormas. Jika masyarakat menemukan indikasi pemerasan, intimidasi, atau pungutan liar, mereka diharapkan segera melaporkan ke kantor polisi terdekat atau menggunakan layanan call center 110.
Langkah proaktif ini termasuk menggandeng pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen lainnya dalam membangun kesadaran untuk menolak premanisme. Dengan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat, diharapkan aksi-aksi yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dapat dicegah, sehingga iklim investasi di wilayah Jawa Tengah tetap terjaga dengan baik.
Polda Jateng menegaskan, “Bila menemukan adanya indikasi aksi premanisme berkedok ormas di wilayah, kami himbau kepada masyarakat agar jangan takut untuk melapor. Kepolisian siap melindungi dan menindaklanjuti setiap aduan dengan tegas serta sesuai dengan hukum yang berlaku.” Keberadaan mekanisme pelaporan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam menghadapi potensi gangguan keamanan di sekitar mereka.
Situasi keamanan menjelang Lebaran menjadi sangat penting, mengingat momen ini biasa diisi dengan aktivitas ekonomi yang tinggi, seperti belanja untuk kebutuhan lebaran. Dengan imbauan dan tindakan tegas dari Polda Jateng, masyarakat diharapkan dapat menjalani bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri dengan nyaman dan aman, tanpa khawatir terhadap kemungkinan tindakan premanisme yang merugikan. Polda Jateng berkomitmen untuk menciptakan suasana yang mendukung bagi seluruh warga untuk merayakan Lebaran dengan tenang.