Malang, Octopus – Selepas penolakan permohonan penangguhan penahanan oleh Pengadilan Negeri (PN) Kepanjen, selebgram Isa Zega, yang bernama lengkap Adrena Isa Zega, harus merayakan Idulfitri di Lapas Perempuan Kelas IIA Malang. Keputusan ini menandai pengalaman yang tidak biasa bagi Isa, yang sebelumnya pernah merayakan Lebaran di Makkah sebanyak dua kali.
Sebelum ditahan pada 11 Februari 2025, Isa Zega diketahui terlibat dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap bos MS Glow, Shandy Purnamasari. Proses hukum yang sedang berlangsung ini membuatnya harus menghadapi kenyataan menerima Idulfitri di balik jeruji besi.
Meskipun sebelumnya ia merayakan Lebaran di tempat suci Makkah, Isa Zega mengaku tidak merasa terlalu berat dengan situasinya kali ini. Ia menyatakan, “Oh, tidak apa-apa, kan dulu juga Lebaran di dalam (lapas). Allah sudah membalas dua kali lebaran di Makkah. Jadi enggak masalah,” ungkapnya dengan nada optimis usai sidang putusan sela pada Selasa (18/3/2025).
Isa mengungkapkan bahwa pengalaman terpisah dari keluarga saat hari raya bukanlah hal yang baru baginya. Sejak kecil, ia telah terbiasa dengan kehidupan mandiri dan jauhnya dari sanak saudara. “Dari kecil saya jauh dari keluarga, dari dulu sudah mandiri. Malang-Jakarta itu dekat, enggak jauh kok,” tambahnya.
Dalam menjalani Ramadan di dalam lapas, Isa Zega tetap mengambil sikap positif. Ia mengaku aktif berpuasa dan terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di penjara. “Puasa masih full. Di lapas juga enak, nyaman. Makanan juga bisa beli dari luar,” jelasnya terkait dengan pengalaman berpuasa dan merayakan Lebaran di lapas.
Situasi ini menandai perubahan besar dalam kehidupan Isa, yang sebelumnya menikmati kebebasan dan kesempatan untuk merayakan hari-hari penting di luar lapas. Setelah dua kali merayakan Idulfitri di Makkah, saat ini ia harus menghadapi kenyataan pahit dengan merayakan hari kemenangan di dalam penjara. Meski begitu, semangat dan ketenangannya patut dinilai sebagai sikap yang inspiratif di tengah tantangan.
Proses persidangan kasus yang dihadapi Isa Zega hingga kini masih berlangsung, dan meskipun ia harus menjalani kehidupan di dalam lapas, semangatnya untuk tetap melaksanakan ibadah dan merayakan hari-hari penting menunjukkan ketangguhan mental dan spiritualnya. Hal ini juga menyoroti aspek keberanian untuk menjalani apa yang telah ditakdirkan.
Pengalaman Isa Zega merayakan Lebaran di lapas semakin memperkaya cerita hidupnya, menjadikannya simbol keteguhan hati di tengah ujian. Momen-momen seperti ini mengingatkan kita bahwa kehidupan sering kali memberikan tantangan yang tidak terduga, tetapi dengan sikap positif dan ketulusan, seseorang dapat menemukan makna di dalamnya.
Saat ini, Isa Zega terus menjalani proses hukum sambil berusaha untuk tetap bersyukur atas semua pengalaman yang telah dilaluinya. Dengan perjalanan hidup yang penuh warna, cerita Isa Zega akan terus menjadi perhatian publik, terutama dengan momen-momen penting yang dia lalui meski berada dalam keterbatasan. Keberhasilannya dalam menjalani Ramadan dan Lebaran di dalam lapas dapat menjadi contoh bagi banyak orang untuk tetap tegar dan bersyukur dalam setiap keadaan.