IHSG Sepekan Turun 1,81%, Kapitalisasi Pasar Ikut Tergerus!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan selama sepekan terakhir, mencatatkan pengurangan sebesar 1,81% atau setara dengan 120,37 poin. Pada penutupan pasar, IHSG berada di level 6.515,63. Penurunan ini turut berdampak pada kapitalisasi pasar yang juga merosot sebanyak 1,87%, dari Rp 11.450 triliun menjadi Rp 11.235 triliun.

Kondisi ini menandakan adanya ketidakstabilan dalam sentimen pasar yang tercermin melalui volume perdagangan dan nilai transaksi saham. Selama sepekan, volume perdagangan saham mencapai 86,554 miliar lembar, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencatatkan 99,415 miliar lembar. Rata-rata harian volume transaksi turun sebesar 12,94%, dari 19,88 miliar saham menjadi 17,31 miliar saham.

Pencatatan total nilai transaksi selama sepekan adalah sebesar Rp 47,01 triliun, yang menandakan penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan pekan lalu, yakni Rp 65,680 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian pun berkurang mencapai 28,43%, dari Rp 13,14 triliun menjadi Rp 9,40 triliun.

Frekuensi transaksi juga menunjukkan penurunan, di mana selama pekan ini tercatat sebanyak 5,445 juta kali dengan rata-rata harian 1,09 juta kali. Angka ini turun 1,48% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan rata-rata 1,11 juta transaksi per hari.

Investor asing menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan IHSG. Hingga Jumat (14/3/2025), investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 1,77 triliun. Jika dihitung sepanjang tahun ini, total nilai jual bersih yang dilakukan oleh investor asing telah mencapai Rp 26,04 triliun. Keberlanjutan aksi jual ini menunjukkan adanya kekhawatiran di kalangan investor terhadap kondisi perekonomian dan pasar.

Berdasarkan analisis para pengamat pasar, faktor penyebab utama dari turunnya IHSG dan kapitalisasi pasar antara lain adalah tekanan inflasi yang masih tinggi, ketidakpastian global, serta sentimen negatif yang datang dari sektor teknologi, yang dilaporkan mengalami penurunan signifikan hingga 12%. Ini menciptakan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar mengenai prospek pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sebagai catatan tambahan, sejumlah sektor telah menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan lainnya. Namun, sektor yang biasa diandalkan seperti teknologi kini berada dalam situasi yang sulit, menjadikannya sebagai salah satu penyebab penurunan IHSG. Hal ini menandakan perlunya perhatian dan strategi yang lebih baik dari pelaku pasar untuk menghadapi volatilitas yang terjadi.

Dengan kondisi pasar yang penuh tantangan ini, investor disarankan untuk tetap siaga dan melakukan analisis mendalam mengenai saham yang akan diinvestasikan. Ketidakpastian ekonomi global yang masih terus membayangi pasar Indonesia menjadi perhatian penting bagi semua pelaku pasar untuk bisa beradaptasi dan memanfaatkan momentum yang tepat. Keterbukaan informasi dan transparansi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa juga sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan investor di tengah gejolak pasar.

Exit mobile version