Ifan Seventeen: PFN Tak Baik-baik Saja, Siap Mundur Jika Gagal

Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), Riefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, menyampaikan pernyataan terbuka mengenai kondisi perusahaan yang diakuinya tidak baik-baik saja. Dalam sebuah unggahan di akun Instagram resminya, Ifan mengungkapkan kegalauannya terkait situasi PFN yang saat ini masih mengalami banyak masalah, termasuk utang yang menumpuk hingga puluhan miliar rupiah dan kewajiban perusahaan yang belum terpenuhi terhadap pegawai.

Dalam pernyataannya pada Jumat, 21 Maret 2025, Ifan menjelaskan bahwa setelah dilantik sebagai direktur utama, ia harus menghadapi banyak persoalan mendesak yang mengganggu operasional perusahaan. “PFN adalah perusahaan yang masih bleeding. Utang yang menumpuk, beberapa kewajiban pembayaran gaji ke belakang, utang vendor, BPJS, hingga THR yang belum tersampaikan adalah persoalan yang secara otomatis berpindah ke pundak saya,” katanya.

Kondisi PFN yang mengandalkan pendanaan secara mandiri—tidak menerima suntikan dana dari APBN—menjadi salah satu tantangan besar bagi Ifan dalam menjalankan tugasnya. Ia mencatat bahwa di tengah usaha untuk memenuhi target, tidak jarang pegawai menerima gaji dalam angka minimal, yakni hanya sekitar 30% hingga 40% dari total gaji mereka. Situasi ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan belakangan dan berdampak cukup besar, baik terhadap semangat karyawan maupun operasional perusahaan.

Salah satu isu lainnya adalah fasilitas yang dimiliki PFN, di mana Ifan mengungkapkan bahwa bangunan kantor sudah cukup tua dan peralatan shooting yang ada tidak dapat digunakan lagi. Hal-hal ini membuat tugasnya sebagai direktur utama semakin berat karena membutuhkan perbaikan yang signifikan.

Mengantisipasi kritik dari netizen terkait kurangnya pengalaman dirinya di dunia film, Ifan menjelaskan bahwa tidak semua pemimpin haruslah seorang ahli di bidang yang dikelolanya. Menurutnya, fokus dari jabatan Direktur Utama seharusnya adalah pada manajemen dan strategi. “Seorang direktur utama bukan hanya jabatan untuk yang expert di bidang tersebut. Harus memiliki keahlian manajerial,” tegasnya. Ia mencontohkan, seorang direktur rumah sakit tidak harus merupakan seorang dokter, namun harus dikelilingi oleh tim dokter yang ahli.

Dalam konteks situasi yang tengah dihadapinya, Ifan menegaskan komitmennya untuk membawa PFN ke arah yang lebih baik. Dia memberikan sinyal bahwa jika ada pihak lain yang merasa lebih mampu untuk menggantikan posisinya, ia dengan senang hati akan mundur. “Jika saya rasa ada orang yang lebih mampu, saya akan mundur,” ujarnya. Namun, sambil menunggu sosok yang tepat untuk menggantikannya, Ifan menegaskan akan tetap melanjutkan pekerjaannya semaksimal mungkin, sambil berharap bahwa ia bisa membawa perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan.

Dengan tantangan yang begitu kompleks, Ifan berkomitmen untuk tetap berjuang demi PFN. Ia ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan semua karyawan yang terlibat. “Saya tidak akan mundur dari sebuah penugasan seberat apapun situasinya sampai titik ujung perjuangan,” ucapnya penuh semangat.

Kondisi PFN yang tengah bermasalah mencerminkan tantangan yang harus dihadapi oleh banyak perusahaan BUMN di Indonesia. Dengan komitmen dan kerja keras, diharapkan PFN dapat bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih baik dan mampu memenuhi harapan semua stakeholders dan karyawan. Ifan Seventeen, sekaligus seorang musisi ternama, kini menghadapi tantangan baru yang dapat mengubah masa depan PFN dan industri film nasional.

Exit mobile version