Hai Bule Eropa! Jumbo Segera Hadir di Negaramu, Siap-Siap!

Film animasi "Jumbo" yang telah meraih kesuksesan besar di Indonesia akan segera hadir di Eropa, dengan rencana distribusi mulai Juni 2025. Hal ini disampaikan oleh Ryan Adriandhy, Director dan Penulis film sekaligus alumni Grafic Design and New Media (GDNM) dari Binus University International, dalam acara "Bincang Santai dan Nonton Bareng Jumbo" di CGV Jakarta pada Selasa (29/4).

Dalam acara tersebut, Ryan menjawab pertanyaan dari penonton mengenai keberadaan "Jumbo" di pasar Eropa. Ia mantap menegaskan bahwa film yang sudah ditonton oleh lebih dari 7,1 juta orang di Indonesia ini telah disiapkan untuk didistribusikan ke beberapa negara di benua biru. Ryan juga berharap film ini dapat dinikmati oleh penonton dari berbagai latar belakang dan memberikan dampak positif di industri kreatif internasional.

Kesuksesan "Jumbo" bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Ryan, tetapi juga bagi sivitas akademika Binus University. Rektor Binus University, Nelly, dalam kesempatan tersebut menyatakan, "Ryan adalah contoh lulusan kami yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berhasil berkontribusi nyata di industri kreatif Indonesia." Pernyataan ini menegaskan komitmen universitas dalam mencetak talenta-talenta kreatif yang mampu bersaing di pasar global.

Film "Jumbo" mengisahkan petualangan penuh warna yang menarik bagi segala usia. Dengan animasi yang memukau dan cerita yang menggelitik hati, film ini berhasil menarik perhatian tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Elemen humor dan pesan moral yang terkandung dalamnya membuat "Jumbo" layak untuk ditonton oleh seluruh keluarga, memberikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan.

Jika kita lihat lebih dalam, keberhasilan "Jumbo" juga menunjukkan tiba waktunya untuk industri film Indonesia menunjukkan taringnya di kancah global. Berikut adalah beberapa poin penting terkait film serta rencana distribusinya di Eropa:

  1. Rencana Distribusi: "Jumbo" akan ditayangkan di beberapa negara Eropa mulai Juni 2025.
  2. Aksesibilitas: Masyarakat di Eropa dapat menikmati film ini dengan rencana penayangan di jaringan bioskop ternama.
  3. Dampak Budaya: "Jumbo" diharapkan dapat memperkenalkan budaya Indonesia kepada penonton internasional dan meningkatkan apresiasi terhadap karya kreatif dari tanah air.

Acara nonton bareng yang digelar oleh Binus University merupakan bagian dari komitmen mereka untuk mendukung pengembangan talenta kreatif serta memperkuat jaringan antar alumni. Melalui acara ini, diharapkan dapat tercipta kolaborasi antara generasi muda dan alumni yang sukses di bidang industri kreatif.

Ryan juga mengungkapkan pentingnya inovasi dalam industri film sebagai salah satu cara untuk menarik audiens yang lebih luas. "Kita harus terus berinovasi dan menciptakan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik," ujarnya.

Dengan berbagai strategi yang telah dipersiapkan, serta dukungan dari pihak universitas dan masyarakat, film "Jumbo" bersiap untuk menyapa para penonton Eropa. Banyak yang berharap film ini tidak hanya akan meraih sukses di pasar domestik, tetapi juga mampu bersaing dengan film-film internasional lainnya.

Sebagai catatan, keberhasilan film animasi seperti "Jumbo" bisa menjadi inspirasi bagi para sineas muda di Indonesia untuk terus berkarya dan menjajaki pasar global. Dengan segala potensi yang dimiliki, industri film Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu kekuatan kreatif yang diakui dunia.

Exit mobile version