Sains

Google Error: Fakta Mengejutkan Rupiah Pernah Rp8.000 per Dolar!

Indonesia baru-baru ini dihebohkan oleh informasi yang beredar di platform pencarian Google mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Sabtu, 1 Februari 2025, Google menunjukkan nilai rupiah menguat drastis menjadi Rp8.170,65 per dolar AS, angka yang jauh dari kenyataan. Meskipun nilai tersebut mencuri perhatian publik, fakta historis menunjukkan bahwa rupiah memang pernah berada di level tersebut, tepatnya 26 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1999.

Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 1999 sangat berbeda. Saat itu, di tengah krisis moneter, nilai tukar rupiah anjlok dari Rp4.650 per dolar AS pada tahun 1997 menjadi Rp8.000 pada tahun 1999, ketika B.J. Habibie menjabat sebagai presiden menggantikan Soeharto. Anjloknya nilai rupiah ini disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi yang tidak menentu, termasuk adanya ketidakstabilan politik dan krisis keuangan yang melanda negara-negara Asia.

Munculnya berita mengenai penguatan rupiah di Google ini membuat banyak pihak mempertanyakan keakuratan data yang ditampilkan. Menurut pernyataan yang disampaikan oleh perwakilan Google, mereka mengakui adanya kesalahan informasi terkait nilai tukar rupiah yang tertera di hasil pencarian. “Kami menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar Rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga. Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” jelas perwakilan Google, yang meminta namanya tidak disampaikan.

Sementara itu, Bank Indonesia menyanggah informasi tersebut. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa tidak ada penguatan mendadak yang terjadi pada mata uang rupiah. “Data Bank Indonesia mencatat kurs Rp16.312 per dolar AS pada 31 Januari 2025. Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera dapat melakukan koreksi yang diperlukan,” paparnya.

Perdebatan mengenai keakuratan informasi di mesin pencari mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mendapatkan data yang tepat di era digital. Banyak pengguna yang mengandalkan Google sebagai sumber informasi utama, sehingga kekeliruan seperti ini bisa menyebabkan kepanikan dan kebingungan. Penelusuran yang dilakukan oleh Bisnis mencatat bahwa saat melakukan pengecekan konversi nilai tukar dolar ke rupiah dengan menggunakan kata kunci “USD to IDR”, hasil yang muncul sangat jauh dari data resmi.

Untuk lebih memahami kondisi nilai tukar, berikut adalah ringkasan perbandingan nilai tukar beberapa mata uang Asia dan dolar AS pada awal Februari 2024:

– Nilai tukar awal pekan:
– Rupiah: Rp16.441,5 per dolar AS, melemah 0,84%.
– Yen Jepang: Melemah 0,41%.
– Dolar Hong Kong: Melemah 0,03%.
– Dolar Singapura: Melemah 0,93%.
– Dolar Taiwan: Melemah 1,2%.
– Won Korea Selatan: Melemah 0,13%.
– Peso Filipina: Melemah 0,49%.
– Yuan China: Melemah 0,05%.
– Baht Thailand: Melemah 1,05%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak mata uang di kawasan Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS, yang semakin memperburuk situasi ekonomi. Jika nilai tukar rupiah sampai pada angka yang tertera di Google, ini tentu akan menjadi pencapaian luar biasa, mengingat sejarah panjang dan tantangan yang dihadapi rupiah.

Insiden ini mengingatkan kita akan perlunya keakuratan informasi, terutama ketika menyangkut data ekonomi yang bisa berdampak besar terhadap kepercayaan masyarakat dan keputusan investasi. Sementara itu, semua pihak, baik dari instansi pemerintah maupun penyedia informasi, diharapkan lebih responsif dalam menangani dan memperbaiki kesalahan data yang dapat mempengaruhi perekonomian. Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat dan terpercaya.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button