Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menetapkan target ambisius untuk penjualan mobil di tahun 2025, yaitu sebesar 900 ribu unit. Meskipun awal tahun ini menunjukkan penurunan penjualan, Gaikindo menegaskan bahwa target tersebut belum direvisi. Menurut data wholesales yang dirilis oleh Gaikindo, distribusi mobil dari pabrik ke dealer pada periode Januari hingga Maret 2025 tercatat sebanyak 205.160 unit, yang mengalami penurunan sebesar 4,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menyatakan, “Kita nggak terlalu muluk-muluk. Kalau kita bisa mengulangi sukses 2024 itu sudah luar biasa. Karena terus terang market-nya agak sedikit berat. US Dollar juga sudah menguat tinggi, saya mengkhawatirkan satu step adalah lagi jangan sampai harga mobil ikut naik.” Pernyataan ini menggambarkan tantangan yang dihadapi industri otomotif saat ini, terutama dengan kondisi perekonomian yang berfluktuasi.
Dalam konteks tersebut, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memberikan respons yang cermat terhadap target yang dibidik Gaikindo. Marketing Director sekaligus Corporate Communication Director ADM, Sri Agung Handayani, mengungkapkan keraguan bahwa penjualan mobil tahun ini akan mencapai angka 900 ribu unit. “Kita melihat 210 ribu unit pada kuartal pertama, kalau dikali (empat jadi berapa)? 860 ribu. Tetapi kan seasonal index market tidak seperti itu, ada beberapa yang contohnya periode GIIAS, kemudian digabung lanjutan regional itu biasanya market naik,” ungkapnya.
Dualisme pandangan antara Gaikindo dan Daihatsu menunjukkan bahwa meskipun harapan untuk pemulihan pasar tetap ada, realitas di lapangan tetap memperhitungkan banyak faktor. Sri Agung menjelaskan lebih lanjut bahwa penurunan penjualan saat ini disebabkan oleh beberapa isu. Salah satunya adalah kabar mengenai kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan kondisi pasar yang berimbas pada daya beli konsumen.
Lebih lanjut, inflasi yang tinggi dan suku bunga yang meningkat berkontribusi pada penurunan daya beli masyarakat. “Kemudian harus diingat bahwa yang 210 ribu unit tadi, karena Januari hanya 64 ribu unit. Itu buat kita mengejutkan karena bagi kami itu terlalu kecil, tapi setelah kita pahami bahwa atensi masyarakat setelah opsen itu clear dan sudah ada subsidi diskon dari pemerintah (daerah) setempat itu, buat konsumen cukup oke ya,” jelasnya.
Penjualan kendaraan bermotor di Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian nasional, dan faktor psikologis masyarakat. Observasi yang dilakukan Daihatsu terhadap angka penjualan menunjukkan adanya ketergantungan yang besar pada momen-momen tertentu, seperti pameran otomotif GIIAS, yang biasanya mampu meningkatkan penjualan secara signifikan.
Gaikindo sendiri, dengan semua tantangan yang ada, tetap optimis dalam menghadapi tahun 2025. Target penjualan 900 ribu unit tidak hanya sebagai indikator pemulihan ekonomi, tetapi juga sebagai langkah strategis bagi industri otomotif untuk kembali bangkit dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah.
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan kendaraan baru di Indonesia memang mengalami pasang surut. Namun, dengan kebijakan yang tepat dan inovasi yang terus berlanjut, industri otomotif diharapkan dapat menciptakan momentum positif yang akan mendorong pertumbuhan penjualan. Waktu akan menjawab apakah target 900 ribu unit yang dipasang Gaikindo di 2025 akan terwujud, atau jika kenyataan pasar akan membuktikan bahwa optimisme tersebut perlu disertai dengan langkah-langkah yang lebih pragmatis.