Film romansa komedi “The Most Beautiful Girl in The World” yang disutradarai oleh Robert Ronny akan segera tayang di Netflix pada tanggal 14 Februari, bertepatan dengan perayaan Hari Valentine. Film ini mengisahkan tentang seorang playboy yang merencanakan acara perjodohan untuk memenuhi wasiat sang ayah yang menginginkan dia menikahi gadis tercantik di dunia. Melalui cerita ini, film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam mengenai tekanan yang dihadapi perempuan di era modern.
Dalam konferensi pers yang diadakan di XXI Metropole, Jakarta Pusat, Robert Ronny menyoroti tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam konteks kecantikan yang kerap dianggap tidak realistis. “Standar kecantikan di masa sekarang telah bergeser, dan teknologi serta media sosial semakin memperburuk tekanan tersebut,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa meskipun ia adalah seorang laki-laki, ia mengidentifikasi sebagai seorang feminis dan sering menciptakan karakter perempuan yang kuat dalam film-filmnya.
Bagi Ronny, karakter Kiara yang diperankan oleh Sheila Dara Aisha merupakan cerminan protes terhadap ekspektasi yang tidak masuk akal yang dibebankan pada perempuan. “Persiapan untuk karakter Kiara dilakukan dengan banyak berbincang bersama saya, karena saya juga memiliki pengalaman di dunia televisi,” ujar Sheila Dara. Hal ini menunjukkan bagaimana kolaborasi dan pemahaman mendalam tentang karakter sangat penting dalam menggambarkan realitas yang sering diabaikan.
Dalam film ini, dorongan Kiara untuk mengekspresikan pandangannya terhadap budaya patriarki yang menekan perempuan sangat jelas. “Apa yang diprotes oleh Kiara adalah protes saya juga,” kata Ronny. Dengan mengangkat tema berat ini melalui genre komedi romantis, Ronny berharap penonton tidak hanya terhibur, tetapi juga terinspirasi untuk berdiskusi mengenai isu-isu sosial yang lebih besar setelah menonton film tersebut.
Dari kacamata sosial, film ini mencerminkan bagaimana perempuan modern seringkali terjebak dalam tuntutan untuk tampil sempurna. Di tengah derasnya informasi yang diperoleh dari media sosial, ekspektasi ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan stres. “Banyak perempuan merasa mereka harus memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis dengan bantuan filter, make-up, dan diet yang ketat,” tambah Ronny.
Film ini juga dibintangi oleh Reza Rahadian, Kevin Julio, Dea Panendra, Jihane Almira, Bucek, dan Ira Wibowo, yang semuanya berkontribusi untuk menyampaikan pesan tentang keberagaman dan penerimaan diri. Karakter-karakter ini berfungsi untuk menunjukkan bahwa kecantikan bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang kepribadian dan nilai-nilai yang mereka bawa.
Di tengah kebisingan dan tuntutan zaman modern, “The Most Beautiful Girl in The World” menawarkan sebuah narasi yang mengajak penonton untuk merefleksikan bagaimana cara pandang mereka terhadap kecantikan dan wanita. Dalam konteks sosial saat ini, di mana tekanan untuk menjadi sempurna semakin meningkat, film ini dapat menjadi pengingat akan pentingnya penerimaan diri dan rasa percaya diri.
Dengan merangkul berbagai elemen budaya pop dan masalah sosial yang relevan, film ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga sebuah platform untuk diskusi yang lebih luas mengenai wanita dan tantangan yang mereka hadapi. Robert Ronny, melalui film ini, berharap untuk membuka percakapan yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi seorang perempuan di zaman ini, dan bagaimana kita semua dapat mendukung satu sama lain dalam perjalanan itu.