Menjelang lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan yang menarik mengenai pengalaman Timnas Indonesia saat bertanding melawan Australia. Dalam sebuah wawancara, Erick mengingatkan akan pentingnya fokus dan mental yang kuat dalam menghadapi dua pertandingan krusial mendatang melawan China dan Jepang pada bulan Juni 2025. Ia menggarisbawahi bahwa meskipun optimisme harus dijaga, pengalaman pahit di masa lalu menjadi pelajaran berharga.
“Ketika kami yakin bisa imbang melawan Australia, kami dikalahkan 5-1. Itulah sepak bola,” ungkap Erick Thohir, menekankan bahwa hasil pertandingan tidak hanya ditentukan oleh keyakinan, tetapi juga oleh persiapan dan strategi yang matang. Kekalahan telak tersebut menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, segalanya bisa terjadi.
Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi keempat klasemen Grup C dengan perolehan 9 poin dari 8 pertandingan dan ini menjadi salah satu faktor yang memicu semangat tim. Pertandingan melawan China pada 5 Juni 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, menjadi momen krusial untuk memperbaiki posisi di grup. Lima hari setelahnya, Indonesia akan bertandang ke Jepang, sebuah tantangan yang jauh lebih besar.
Erick menyadari bahwa kedua laga ini sangat menentukan nasib tim dalam perjalanan meraih tiket ke Piala Dunia 2026. Menghadapi China yang diprediksi akan bermain agresif serta Jepang yang dikenal sebagai salah satu kekuatan utama di Asia, persaingan menjadi semakin ketat. Meski demikian, ia optimis bahwa dengan semangat juang dan performa maksimal, peluang untuk mencapai hasil positif tetap ada.
Menanggapi kemungkinan keberhasilan Timnas Indonesia, Erick Thohir menjelaskan bahwa posisi kedua grup memberi jalur langsung menuju putaran final Piala Dunia, dan hal ini menjadi target realistis jika pertandingan melawan China dan Jepang berakhir baik. Dalam sistem kualifikasi Piala Dunia 2026, kapasitas Asia yang menghadirkan delapan tiket langsung dan satu tiket play-off antarbenua, memberikan tambahan peluang bagi Indonesia untuk lolos.
Dari sisi persiapan, pelatih Timnas Indonesia telah merancang program latihan intensif untuk memastikan para pemain berada dalam kondisi terbaik. Kombinasi antara pemain muda dan senior diharapkan mampu memberikan kejutan, sama seperti yang telah ditunjukkan dalam sejumlah laga sebelumnya. Dukungan dari para suporter di Stadion GBK juga menjadi elemen kritis yang membantu meningkatkan motivasi para pemain.
“Atmosfer di kandang sangat penting. Harapan yang tinggi, dukungan suporter, akan menjadi bahan bakar bagi kami,” kata Erick. Dengan segala tantangan dan peluang yang ada, perjuangan Timnas Indonesia pada dua laga sisa di grup ini akan menjadi sorotan, tidak hanya untuk masyarakat sepak bola di Indonesia, tetapi juga untuk para analis dan pengamat sepak bola kawasan Asia.
Kedua pertandingan ini berpotensi menjadi titik balik bagi perjalanan Timnas Indonesia di pentas internasional. Jika berhasil meraih hasil yang diinginkan, bukan tidak mungkin, tim Garuda akan menciptakan sejarah baru dalam kualifikasi Piala Dunia, dan berharap pada bulan Juni mendatang, harapan masyarakat pecinta sepak bola Indonesia semakin menguat. Apakah mereka mampu melakukan hal tersebut? Semua akan terjawab dalam laga-laga yang menentukan ini.