Demi Digaji Meta, Emak-emak Buat Konten Buang Beras dan Minyak!

Sebuah fenomena unik baru-baru ini mencuat di platform Facebook, di mana sejumlah emak-emak nekat membuat konten dengan aksi yang kontroversial, yaitu membuang beras dan minyak goreng. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan gaji dari Meta, perusahaan induk Facebook. Video-video yang menampilkan tindakan ini sontak menjadi viral dan memicu perdebatan sengit di media sosial.

Video pertama yang menyulut perhatian publik diunggah oleh akun @papipai_ab. Dalam tayangan tersebut, seorang emak-emak terlihat sibuk di dapur, tetapi tak sengaja menuangkan minyak goreng ke teflon secara berlebihan. Minyak yang seharusnya digunakan untuk memasak justru terbuang sia-sia. Momen ini memicu tanya besar di benak netizen: Apakah konten seperti ini layak untuk dihasilkan?

Konten semakin menghebohkan ketika di video kedua, emak-emak tersebut memperlihatkan aksinya memasukkan beras ke dalam mesin cuci. Aksinya ini diiringi dengan senyuman yang menunjukkan bahwa ia menikmati proses tersebut. Dalam video lain, terlihat pula dia menuangkan minyak goreng ke wajahnya yang sudah dibaluri bedak, dan pada akhirnya, menumpahkan minyak goreng hingga ke lantai akibat kesalahan saat menuang.

Keputusan dari emak-emak ini untuk melakukan aksi ekstrem tersebut diduga berkaitan dengan kabar bahwa Meta menjanjikan imbalan berupa gaji bagi konten kreator berdasarkan banyaknya tayangan dan interaksi yang diterima. Namun, tidak ada informasi resmi mengenai rincian gaji yang ditawarkan. Walau demikian, video yang tayang di platform sosial ini telah mendapatkan tanggapan yang beragam dari netizen.

Sejumlah komentar di media sosial menunjukkan reaksi negatif terhadap konten tersebut. Salah satu netizen mencuit, “Sumpah ya makin hari makmak FB Pro kontennya makin gajelas dan mereka gak mikirin ini bakalan berguna atau gak ya kayak yang penting uang aja gitu.” Sementara itu, pengguna lain mengungkapkan keprihatinan dengan mengatakan, “Sayang banget ya ampun minyaknya.” Betapa tidak, beberapa orang menyebut aksi ini sebagai pemborosan dan menunjukkan kurangnya rasa syukur atas bahan makanan yang seharusnya dihargai.

Pakar media sosial menjelaskan bahwa aksinya ini adalah cerminan dari semangat zaman di mana banyak individu berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan dari platform digital. Di satu sisi, penggunaan media sosial sebagai ladang pendapatan bisa dipahami, tetapi di sisi lain, munculnya konten yang tidak etis atau cacat akal pun patut dipertanyakan.

Sebagai tambahan, fenomena ini tidak hanya terbatas pada video konten yang menghibur. Banyak pengguna Facebook yang selama ini berusaha keras untuk menghasilkan konten unik, meskipun harus mengorbankan hal-hal yang seharusnya dihargai. Situasi ini diharapkan menjadi pelajaran bagi para kreator konten agar lebih bijak dalam memilih materi yang akan mereka angkat. Demi mencapai monetisasi, para kreator diharapkan bisa berpikir kreatif dan bertanggung jawab, tidak mengorbankan nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun video emak-emak yang membuang beras dan minyak ini telah menjadi viral dan menghasilkan respons beragam dari masyarakat, penting untuk terus mengedukasi para penggiat media sosial tentang cara yang lebih inovatif dan menciptakan konten yang tidak hanya menarik, tetapi juga bermanfaat. Aksi yang diperlukan untuk mendapatkan perhatian publik tidak harus dengan memperlihatkan pemborosan dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dengan cara berpikir yang lebih konstruktif, diharapkan ekosistem konten digital dapat berkembang dengan lebih positif dan beretika.

Exit mobile version