China Kuasai Pasar Mobil Listrik Eropa di Tengah Ancaman Tarif UE

China tetap memimpin dalam penjualan kendaraan listrik di Eropa pada bulan Februari 2025, meskipun berada di tengah tekanan tarif dari Uni Eropa (UE). Menurut laporan yang dirilis oleh perusahaan riset Rho Motion yang dilansir dari Yahoo Finance, total penjualan mobil listrik, termasuk model hibrida, mengalami peningkatan sebesar 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total unit terjual mencapai 1,2 juta.

Meskipun total penjualan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, ada penurunan sebesar 3 persen dibandingkan angka penjualan pada Januari 2025. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar mobil listrik di Eropa tetap kuat, ada tantangan yang harus dihadapi oleh produsen-produsen dari China. Pada akhir Oktober 2024, UE menerapkan tarif pada mobil-mobil buatan China sebagai respons terhadap investigasi anti-subsidi yang dilakukan sebelumnya.

Charles Lester, manajer data dari Rho Motion, mencatat bahwa pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang diproduksi oleh SAIC China mengalami penurunan rata-rata 19 persen selama periode November 2024 hingga Januari 2025 dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu Januari hingga Oktober 2024. Penurunan ini juga berdampak pada penjualan merek-merek lain seperti Honda, Mercedes, Geely, dan Tesla, yang sebagian besar memproduksi model baterai-listrik (BEV) di China.

Walaupun beberapa merek besar mengalami dampak negatif dari tarif tersebut, perusahaan otomotif BYD berhasil mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasarnya di Eropa. Keberhasilan BYD menunjukkan bahwa ada segmen pasar yang masih menyambut positif keberadaan kendaraan listrik buatan China, meskipun adanya tarif tambahan.

Pertumbuhan penjualan kendaraan listrik dari China juga didorong oleh adanya liburan tahun baru Imlek yang jatuh pada bulan Februari. Data menunjukkan peningkatan tahun ke tahun sebesar 76 persen, yang didorong oleh minat konsumen yang tinggi pada saat liburan tersebut. Di Eropa, penjualan kendaraan listrik China meningkat sebesar 19 persen pada bulan yang sama dibandingkan tahun lalu, dengan Jerman menjadi negara yang mencatat pertumbuhan tertinggi, mencapai 40 persen dalam dua bulan pertama tahun 2025.

Selain penjualan di Eropa, pasar kendaraan listrik di Amerika Utara juga menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan, dengan angka penjualan naik 17 persen di Februari. Namun, proyeksi untuk masa depan menjadi tidak pasti, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump terkait elektrifikasi sektor otomotif.

Dalam konteks ini, perusahaan-perusahaan otomotif dari China tampaknya harus strategis dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh tarif UE. Di sisi lain, keberhasilan BYD menjadi contoh bahwa dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat mengatasi rintangan tersebut dan tetap meningkatkan pangsa pasar mereka.

Dengan situasi yang dinamis di pasar mobil listrik global, perhatian akan terus tertuju pada bagaimana produsen-producer dari China dan Eropa akan beradaptasi dengan kebijakan baru serta perilaku konsumen yang terus berubah. Ketahanan dan inovasi akan menjadi kunci bagi perusahaan untuk tetap bersaing di pasar yang semakin ketat ini.

Exit mobile version