Raksasa teknologi Intel baru saja mengumumkan penunjukan CEO baru, Lip-Bu Tan, yang merupakan seorang pebisnis kelahiran Malaysia. Tan akan resmi menjabat sebagai CEO pada 18 Maret. Menghadapi tantangan besar di industri yang semakin kompetitif, Tan diharapkan dapat membawa Intel kembali ke jalur yang benar, terutama dalam menghadapi pesaing-pesaing berat seperti Nvidia, TSMC, dan Samsung.
Dalam pernyataannya setelah diumumkan sebagai CEO, Tan menyatakan, “Tidak akan mudah untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.” Pernyataan ini menggarisbawahi kompleksitas yang dihadapi Intel saat ini. Perusahaan yang dikenal sebagai salah satu pionir di Silicon Valley ini telah kehilangan pijakannya di pasar yang diisi oleh inovasi pesat dari pesaing. Dalam tiga tahun terakhir, Intel mengalami kesulitan yang signifikan, termasuk kerugian bersih mencapai USD 18,8 miliar pada tahun 2024, di mana mereka gagal memanfaatkan momentum besar dalam kecerdasan buatan (AI).
Kedatangan Tan ke perusahaan ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai kepala Cadence Design Systems dari 2009 hingga 2021, di mana ia berhasil mentransformasi perusahaan tersebut dan lebih dari dua kali lipat pendapatannya. Dewan direksi Intel memiliki harapan besar bahwa pengalaman Tan dalam industri ini dapat mengarahkan Intel ke arah yang lebih baik. Saham perusahaan bahkan naik lebih dari 10 persen setelah pengumuman penunjukan Tan, mencerminkan optimisme pasar terhadap kepemimpinan barunya.
Menanggapi tantangan yang ada, Tan menekankan pentingnya mengambil risiko yang diperhitungkan. Dalam konteks ini, ia mengatakan, “Di area di mana kami tertinggal dari pesaing, kami perlu mengambil risiko yang diperhitungkan untuk menyalip.” Poin ini menunjukkan keinginan Tan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih agresif dan inovatif dalam pengembangan produk dan strategi pasar Intel.
Sebelum Tan, Pat Gelsinger menjabat sebagai CEO dan mengalami pemecatan pada akhir tahun lalu setelah dewan direksi kehilangan kepercayaan terhadap rencananya untuk memulihkan kinerja perusahaan. Langkah Gelsinger ini dilakukan setelah Intel mengumumkan pemangkasan lebih dari 15 ribu pekerja dan rencana untuk menghentikan atau menunda pembangunan beberapa fasilitas pembuatan chip. Keputusan-keputusan tersebut menunjukkan besarnya tekanan yang dihadapi Intel dalam menghadapi tantangan industri yang semakin berat.
Isu utama yang harus dihadapi oleh Tan adalah bagaimana mengembalikan reputasi Intel sebagai pemimpin dalam inovasi chip, terutama dalam konteks booming AI dan teknologi-teknologi baru lainnya. Dunia teknologi saat ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan efektivitas dalam pengembangan produk, terutama di sektor AI yang kini dipimpin oleh Nvidia sebagai penyedia chip AI terkemuka yang berhasil memanfaatkan peluang yang ada.
Di sisi lain, Tan juga akan dihadapkan pada tantangan internal, seperti mengoptimalkan tenaga kerja yang ada dan mendiskusikan strategi baru untuk memperkuat daya saing Intel. Langkah-langkah konkret yang harus diambil termasuk merancang ulang proses produksi, meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, serta mungkin melakukan akuisisi untuk memperluas kapasitas dan kemampuan teknologi Intel.
Dengan latar belakangnya sebagai seorang pemimpin yang sukses dan pengalaman luas di dunia industri teknologi, banyak yang berharap Lip-Bu Tan mampu mengubah arah perusahaan ini. Komunitas teknologi dan investor tentu akan memantau langkah dan kebijakan yang diambilnya, sambil berharap agar Intel dapat kembali mengambil tempatnya sebagai salah satu pemimpin utama dalam industri chip global.