Bulog Banyumas Serap Ribuan Ton Beras dan Gabah Saat Panen!

Perum Bulog Cabang Banyumas, Jawa Tengah, melaporkan pencapaian signifikan dalam penyerapan hasil pertanian saat musim panen tahun ini. Hingga saat ini, Bulog telah berhasil menyerap sekitar 5.500 ton beras dan 2.300 ton gabah. Penyerapan tersebut dilakukan sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditentukan untuk menjaga kestabilan pasokan pangan.

Pimpinan Perum Bulog Cabang Banyumas, Prawoko Setyo Aji, menjelaskan bahwa Bulog membeli gabah kering panen (GKP) dengan harga Rp6.500 per kilogram. “Kami mengimbau masyarakat untuk melaporkan ke Bulog atau kepolisian jika ada pihak yang membeli gabah di bawah HPP,” ungkapnya dalam acara Panen dan Penyerapan Gabah di Tingkat Petani di Desa Patikraja, Kecamatan Patikraja, pada Selasa, 18 Maret.

Musim panen di wilayah eks Keresidenan Banyumas telah dimulai dengan prediksi puncak panen raya berlangsung pada periode sekitar Lebaran hingga April 2025. “Informasi ini kami peroleh dari para petani dan Dinas Pertanian setempat,” pungkas Prawoko. Namun, ia juga mencatat adanya kendala dalam proses pengeringan gabah yang disebabkan oleh cuaca hujan. Terutama di wilayah selatan yang masih mengandalkan lantai jemur, membuat proses pengeringan bisa molor dari tiga hari menjadi hingga lima hari.

“Saat ini, Bulog Banyumas belum memiliki sentra penggilingan padi skala besar,” tambahnya. Untuk solusi, Bulog mengandalkan mitra kerja dalam proses pengeringan dan penggilingan gabah. Dengan menghadapi tantangan ini, Bulog berkomitmen untuk terus memfasilitasi petani dalam menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang menjanjikan.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, turut mendukung langkah Bulog dan mengajak seluruh petani untuk menjual hasil panen gabah mereka ke Bulog. Ia menekankan pentingnya panen raya dalam rantai produksi pertanian yang berpengaruh pada kesejahteraan petani dan ketersediaan pangan masyarakat. “Bulog siap membeli GKP dengan harga Rp6.500 per kilogram sesuai HPP,” imbuh Sadewo.

Di acara tersebut, Bupati Sadewo juga mengingatkan bahwa pembelian gabah di bawah HPP akan berimplikasi pada tindakan hukum. Ia mendesak petani untuk tidak melakukan praktik kecurangan seperti menambahkan air ke dalam karung gabah untuk menaikkan bobot. “Saya harap petani di Banyumas konsisten menjual gabah kering panen yang benar-benar bersih tanpa campuran lumpur,” ujar Bupati.

Sebagai bagian dari mendukung program ini, Bupati Sadewo turut melakukan panen padi varietas Inpari 32 dengan menggunakan mesin combine harvester di lahan seluas 1,5 hektare. Ia juga menyaksikan proses transaksi penyerapan gabah yang dilakukan oleh Perum Bulog Banyumas, memastikan bahwa proses ini berjalan dengan baik.

Dengan langkah yang diambil oleh Bulog dan dukungan dari pemerintah daerah, diharapkan penyerapan gabah dan beras dalam musim panen ini bisa menjaga ketersediaan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Banyumas. Penyerapan ini juga berpotensi menyokong stabilitas harga agar tidak ada penurunan yang signifikan yang dapat merugikan petani di tahun-tahun mendatang, terutama saat menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu.

Exit mobile version