MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan tantangan besar yang dihadapinya dalam upaya mendorong transportasi hijau di Indonesia. Dalam sesi Ramadan Public Lecture di Masjid Kampus UGM pada 10 Maret, dia menjelaskan bahwa pencapaian transportasi ramah lingkungan bukanlah proses yang cepat dan mudah. "Untuk bisa mencapai transportasi hijau jalannya panjang dan tidak mudah, tetapi harus terus komitmen dan konsisten," tegas Budi.
Permasalahan dalam pengembangan transportasi hijau di Indonesia terletak pada kompleksitas regulasi yang harus melibatkan banyak pemangku kebijakan. Terkadang, hal ini menghasilkan regulasi yang bertentangan dengan misi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Budi, penting untuk terus mendorong penggunaan energi alternatif dan bahan bakar ramah lingkungan guna menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sektor transportasi.
Sebagai salah satu dari sepuluh negara penghasil emisi rumah kaca tertinggi di dunia, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam hal ini. Data menunjukkan bahwa sektor transportasi menyumbang proporsi emisi yang signifikan, menjadi penyumbang terbesar kedua setelah sektor industri. Hal ini menuntut perhatian serius dari pemerintah untuk mempercepat transisi menuju transportasi berkelanjutan.
Dari perspektif perencanaan, Budi menggarisbawahi pentingnya pemetaan dan pembangunan infrastruktur transportasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Pengguna harus dituntun dan diberikan transportasi yang lebih baik," ujarnya. Dalam konteks ini, infrastruktur yang dirancang tidak hanya harus modern namun juga harus dapat mendukung penggunaan energi terbarukan, seperti biogas sebagai alternatif bahan bakar.
Selain aspek infrastruktur dan energi, keselamatan pengguna juga menjadi isu yang tak kalah penting. Budi menyoroti perilaku pengendara sepeda motor yang kerap mengabaikan keselamatan, seperti tidak menggunakan helm saat berkendara. Hal ini merupakan ancaman yang serius bagi keselamatan di jalan raya, terutama dalam konteks penggunaan transportasi hijau.
Dalam upaya mendorong transisi ini, ada beberapa langkah strategis yang perlu diambil pemerintah:
-
Pembangunan Infrastruktur Ramah Lingkungan: Infrastruktur transportasi harus dirancang untuk berfungsi sebagai jembatan bagi masyarakat dalam beralih ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.
-
Pengembangan Energi Terbarukan: Mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti biogas dapat menjadi solusi yang efisien dalam mengurangi emisi.
- Kesadaran dan Pendidikan Keselamatan: Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keselamatan berkendara serta pentingnya penggunaan perlengkapan keselamatan.
Budi Karya Sumadi mengingatkan bahwa langkah-langkah ini tidak hanya perlu dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif masyarakat dan sektor swasta. Tanpa sinergi yang kuat antara berbagai pihak, pencapaian transportasi hijau di Indonesia akan tetap sulit terwujud.
Sebagaimana dijelaskan, keberhasilan mendorong transportasi hijau di Indonesia memerlukan proses yang bertahap dan berkelanjutan. Pergeseran paradigma menuju energi yang bersih dan ramah lingkungan perlu didukung oleh regulasi yang jelas, investasi infrastruktur yang memadai, serta kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Ke depan, tantangan besar ini akan menjadi indikator kemampuan Indonesia dalam beradaptasi dengan tuntutan global terhadap keberlanjutan.