Bos BTN Ungkap Progres Akuisisi Bank Victoria Syariah Rp1,6 T

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengungkapkan kemajuan terbaru terkait rencana akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang nilainya diproyeksikan antara Rp1,5 triliun hingga Rp1,6 triliun. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyatakan bahwa proses ini adalah tahap awal dalam rencana pemisahan usaha syariah BTN, yang akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Maret 2025.

“Di RUPS Maret nanti akan dibahas [akuisisi Victoria Syariah], nilainya kurang lebih Rp1,5 triliun sampai Rp1,6 triliun,” ujar Nixon saat konferensi pers di Menara BTN 1, Jakarta. Dengan akuisisi ini, BTN berencana untuk memperkuat kehadirannya di sektor perbankan syariah di Indonesia.

Peningkatan fokus pada usaha syariah ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong pengembangan industri perbankan syariah di tanah air. Setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPST mendatang, BTN dan Bank Victoria Syariah akan memiliki waktu dua bulan untuk memenuhi semua syarat yang dibutuhkan. Ini mencakup persetujuan dari pemegang saham dan regulator seperti OJK.

Menurut Nixon, proses akuisisi ini bakal membawa dampak yang signifikan bagi kedua institusi. “Setelah kita bayar, banknya [Victoria Syariah] kita ambil, kemudian dikosongkan sesuai perjanjian. Lalu, Oktober baru kita turunkan BTN Syariah ke sana,” lanjutnya. Hal ini mencerminkan langkah strategis BTN dalam menyiapkan integrasi unit usaha syariah ke dalam Bank Victoria Syariah pasca-akuisisi.

Dalam pengumuman resmi terkait RUPST, BTN menyampaikan bahwa pengambilalihan Bank Victoria Syariah adalah bagian dari strategi pemekaran dan transformasi bisnis syariah perusahaan. Dengan langkah ini, BTN memenuhi ketentuan dalam Peraturan OJK yang menyangkut pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS).

Proses integrasi hak dan kewajiban UUS BTN ke dalam Bank Victoria Syariah diharapkan memberikan nilai tambah serta memperluas jangkauan layanan syariah bagi masyarakat. Dalam memfasilitasi akuisisi ini, BTN mengalami tantangan dan proses panjang yang melibatkan berbagai pihak, namun Nixon optimis semua proses dapat berjalan sesuai jadwal.

Melihat kondisi perekonomian nasional yang berangsur pulih pasca-pandemi, BTN mengaku tetap berkomitmen untuk menumbuhkan dan mengembangkan inovasi di sektor perbankan syariah. “Kami percaya bahwa dengan adanya akuisisi ini, BTN Syariah akan mampu bersaing lebih baik di pasar dengan beragam produk dan layanan yang lebih inovatif,” tambah Nixon.

Dia juga menjelaskan bahwa BTN akan memperhatikan semua aspek yang diperlukan dalam akuisisi ini, termasuk keberlanjutan operasional Bank Victoria Syariah setelah pengambilalihan. Aspek ini adalah bagian dari upaya untuk memastikan transisi yang mulus dan meminimalisir dampak terhadap nasabah.

Dengan akuisisi ini, BTN berharap dapat lebih memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Sekaligus, memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pengembangan perekonomian syariah di tanah air. BTN akan terus memantau perkembangan dan mempersiapkan langkah-langkah strategis lainnya menyusul akuisisi ini, untuk memastikan bahwa visi dan misi perusahaan tetap tercapai di masa mendatang.

Progres dan detail akuisisi ini tentunya menjadi perhatian banyak pihak, terutama di kalangan pengamat industri perbankan dan juga nasabah setia Bank Victoria Syariah yang kini menantikan perubahan positif dalam layanan dan produk perbankan yang lebih beragam dan berkualitas.

Exit mobile version