Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa banjir yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, disebabkan oleh meluapnya tiga sungai, yakni Sungai Lusi, Sungai Glugu, dan Sungai Tuntang. Musibah ini terjadi sejak Sabtu, 8 Maret 2025, dan telah mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan bagi masyarakat setempat.
Enam kecamatan yang terendam banjir tersebut adalah Kecamatan Toroh, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Gubug, dan Kecamatan Tegowanu. Berdasarkan data sementara hingga Minggu, 9 Maret 2025, pukul 14.00 WIB, tercatat sebanyak 2.815 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, sekitar 150 warga memilih untuk mengungsi ke Gereja Desa Ringinkidul sebagai langkah untuk menjamin keselamatan mereka.
Musibah ini juga mengakibatkan 2.815 unit rumah terendam banjir. Selain itu, satu jembatan rel kereta api di Desa Papanrejo mengalami dampak, beserta kerusakan pada tanggul sungai di Desa Sukorejo dan Desa Baturagung. Sektor pertanian juga tidak luput dari dampak bencana ini, di mana area persawahan turut terkena banjir. Di Desa Baturagung, jalan sepanjang 30 meter juga terputus, sehingga mempengaruhi mobilitas masyarakat.
Dalam upaya penanganan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan bersama dengan tim gabungan masih terus bekerja untuk merespons kondisi darurat ini. Mereka melakukan berbagai upaya perbaikan, termasuk memperbaiki tanggul yang rusak, menyalurkan 3.000 kasur bagi para pengungsi, serta menerjunkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak. Selain itu, alat berat seperti tiga unit excavator dan satu unit dozer juga dikerahkan untuk mempercepat penanganan banjir.
Kondisi terkini menunjukkan bahwa sejumlah titik yang sebelumnya terendam kini dilaporkan mulai berangsur surut, memberikan harapan bagi korban banjir. Namun, situasi ini belum sepenuhnya aman. Berdasarkan prakiraan cuaca dalam tiga hari ke depan, yaitu 10 hingga 12 Maret, wilayah Grobogan masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir, yang dapat memicu banjir susulan.
Menyikapi situasi ini, BNPB mengimbau agar pemerintah daerah tetap bersiaga di lokasi-lokasi yang telah terdampak banjir, meskipun beberapa titik genangan sudah mulai surut. Selain itu, petugas di harapkan untuk tetap waspada dan siaga dalam memberikan bantuan kepada warga jika terjadi banjir susulan.
Kesiapan dan respons cepat menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi bencana alam seperti ini. Masyarakat dan pemerintah lokal diharapkan dapat bekerja sama untuk mitigasi risiko dan penanganan bencana yang lebih baik di masa depan. Selain itu, edukasi tentang tindakan yang harus dilakukan saat bencana juga perlu disebarluaskan agar masyarakat lebih siap menghadapi kemungkinan terjadinya banjir di kemudian hari. Penanganan yang tepat dan cepat diharapkan dapat meminimalkan kerugian yang lebih besar dan mempermudah pemulihan bagi para korban banjir.