Sains

Badai PHK Google Berlanjut 2025: Karyawan Lakukan Petisi!

Google diperkirakan akan melanjutkan pemangkasan karyawan secara besar-besaran pada tahun 2025, menandai lanjutan dari tren efisiensi yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Langkah ini tidak asing mengingat perusahaan teknologi raksasa ini telah melakukan berbagai pemotongan di divisi-divisi lain dalam upayanya untuk menyesuaikan dengan dinamika pasar yang berubah.

Menurut laporan yang disampaikan oleh The Verge pada awal Februari 2025, Google sudah mulai menawarkan program “keluar sukarela” bagi karyawan yang bekerja di divisi perangkat keras Android dan Pixel. Program ini mencakup paket pesangon bagi karyawan yang memilih untuk mengundurkan diri, sebagai upaya untuk mengurangi beban kerja dan menyiapkan perusahaan untuk kemungkinan pemangkasan yang lebih luas jika jumlah peserta tidak mencukupi.

Latar belakang dari kebijakan ini berasal dari langkah restrukturisasi yang diambil Google sejak 2024. Direktur Senior Platform dan Perangkat, Rick Osterloh, mengungkapkan dalam memo kepada karyawan bahwa meskipun ada momentum positif, perusahaan harus memastikan bahwa setiap anggota tim berkomitmen untuk membangun produk berkualitas dengan cepat dan efisien. Program keluar sukarela ini merupakan bagian dari rencana lebih besar untuk efisiensi biaya yang sudah disampaikan oleh CFO Alphabet, Anat Ashkenazi, yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pengeluaran, terutama berkaitan dengan investasi besar yang dilakukan di bidang kecerdasan buatan.

Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk tahun 2025, langkah ini menggambarkan strategi yang lebih luas untuk menjaga kestabilan finansial perusahaan dalam menghadapi tantangan yang sedang berlangsung. Divisi lainnya, termasuk pencarian dan AI DeepMind, belum terdampak oleh program pesangon ini, menunjukkan prioritas Google untuk mempertahankan tim di area yang lebih strategis.

Sementara itu, di tengah kekhawatiran PHK massal, ratusan karyawan Google mulai mengumpulkan tanda tangan untuk petisi internal yang bertajuk “Job Security”. Petisi ini dimaksudkan sebagai bentuk reaksi terhadap kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh perusahaan, dan sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari 1.250 tanda tangan. Tindakan ini mencerminkan ketidakpuasan dan rasa cemas di kalangan karyawan terhadap masa depan pekerjaan mereka di tengah serangkaian pengurangan yang telah terjadi sejak tahun 2023.

Pada awal tahun 2024, Google telah melakukan PHK di beberapa divisi, termasuk asisten digital, perangkat keras, dan tim engineering, yang mengakibatkan ratusan karyawan kehilangan pekerjaan. Dalam beberapa bulan berikutnya, pembaruan struktural juga terjadi di tim periklanan, manajemen high-level, serta divisi cloud. Pada bulan Juni 2024, laporan menunjukkan bahwa induk perusahaan Google, Alphabet, melanjutkan pemangkasan dengan memecat setidaknya 100 karyawan di unit cloud.

Kekhawatiran yang dirasakan oleh karyawan terkait keamanan pekerjaan di perusahaan ini bukanlah tanpa alasan. Dalam beberapa bulan terakhir, Google mengalami sejumlah tantangan, termasuk peluncuran produk yang tidak sesuai harapan, serta protes yang muncul dari para karyawannya. Dalam konteks ini, langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan dikaitkan dengan pola lebih besar dari perilaku pasar teknologi yang berkembang, di mana perusahaan-perusahaan besar lainnya juga mengadopsi strategi serupa untuk mengurangi biaya.

Dengan tindakan efisiensi yang terus-menerus ini, Google menghadapi tantangan untuk mempertahankan kepercayaan dan semangat di antara karyawannya, yang sekarang lebih dari sebelumnya merasa tidak pasti akan masa depan mereka. Proses pengelolaan sumber daya manusia dan kebijakan perusahaan akan menjadi faktor penting dalam mempertahankan lingkungan kerja yang sehat sekaligus memenuhi tuntutan pasar.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button