![Apple Maps Bakal Tiru Google: Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika?](https://octopus.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Apple-Maps-Bakal-Tiru-Google-Teluk-Meksiko-Jadi-Teluk-Amerika.jpg)
Apple Maps akan segera mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, mengikuti langkah serupa yang dilakukan oleh Google. Perubahan ini muncul seiring dengan perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang resmi mengubah nama teluk tersebut. Menurut laporan Bloomberg yang diterbitkan pada hari Rabu, 12 Februari 2025, pengguna Apple di Amerika Serikat diperkirakan sudah dapat melihat nama baru ini dalam waktu dekat, tepatnya pada hari Selasa, dan perusahaan tersebut juga berencana untuk meluncurkannya bagi pengguna di negara lain.
Dalam aplikasi Google Maps, pengguna di seluruh dunia sudah dapat melihat dua nama untuk teluk tersebut: “Teluk Meksiko (Teluk Amerika)”. Hal ini merupakan bagian dari kebijakan yang mengadaptasi tampilan nama berdasarkan lokasi pengguna. Sebagai contoh, pengguna di Meksiko dapat melihat nama “Teluk Meksiko”, sementara mereka yang berada di AS akan melihat “Teluk Amerika”. Google juga menegaskan bahwa pengguna di negara lain akan melihat kedua nama tersebut secara bersamaan.
Keputusan tersebut menimbulkan reaksi dari pemerintah Meksiko. Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengirim surat resmi kepada Google meminta pihaknya untuk mempertimbangkan kembali keputusan penggantian nama teluk ini. Meskipun demikian, baik Apple maupun Google tampaknya tetap mengikuti perintah dari presiden AS yang sedang menjabat.
Dari sisi teknis, Google mengungkapkan bahwa penyebutan nama teluk akan disesuaikan dengan basis data yang dikelola oleh US Geological Survey, yakni Geographic Names Information System (GNIS). Perusahaan tersebut sebelumnya juga mengumumkan rencana untuk mengganti nama Gunung Denali di Alaska menjadi Gunung McKinley, berdasarkan perintah yang sama. Langkah ini juga mencerminkan upaya Trump untuk mengembalikan nama yang dianggap lebih menghormati tokoh-tokoh sejarah AS.
Sejarah nama Gunung Denali cukup panjang; nama tersebut berasal dari masyarakat adat Koyukon Athabascan yang bernama asli Denali. Pada tahun 1917, pemerintah AS mengganti namanya menjadi Gunung McKinley untuk menghormati Presiden William McKinley. Namun, pada tahun 2015, pemerintahan Barack Obama mengembalikan kembali namanya menjadi Denali. Keputusan terbaru Trump untuk mengubah nama berbagai fitur geografis ini menerima kritik tajam dari kelompok masyarakat adat di Alaska.
Dalam kancah internasional, perubahan nama ini menggugah respons yang bervariasi. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum dengan nada sarkastik menyarankan agar Amerika Utara juga diganti namanya menjadi “Mexican America” sebagai balasan terhadap keputusan yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat.
Kebijakan penggantian nama yang dilakukan oleh kedua perusahaan teknologi besar tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyesuaikan nama geografis dengan kebijakan pemerintahan yang ada. Kritikus berargumen bahwa langkah ini menunjukkan dominasi kekuasaan politik terhadap penamaan fitur alam yang seharusnya diakui dari perspektif sejarah lokal dan tradisi masyarakat adat. Sebaliknya, penggemar kebijakan ini menganggapnya sebagai langkah untuk meningkatkan identitas nasional dan menguatkan posisi Amerika Serikat dalam konteks global.
Dengan demikian, isu ini tidak hanya menjadi sekadar penggantian nama, tetapi juga merefleksikan dinamika geopolitik yang lebih besar. Apakah langkah ini akan membawa dampak jangka panjang pada hubungan antara AS dan Meksiko atau malah meningkatkan ketegangan di antara kedua negara? Hanya waktu yang bisa menjawab, namun jelas bahwa perubahan ini akan terus menjadi sorotan di kalangan masyarakat.