Ahmad Dhani, musisi dan politikus, kembali menjadi sorotan publik setelah pandangannya mengenai naturalisasi pemain sepakbola mendapat respons keras. Kali ini, Lita Gading, seorang psikolog, mengeluarkan kritik pedasnya terkait pendapat Ahmad Dhani, khususnya mengenai ide mengawinkan pemain naturalisasi dengan perempuan Indonesia. Kritik tersebut disampaikan melalui unggahan di akunnya di TikTok yang viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Lita Gading menyatakan ketidaksetujuannya terhadap gagasan Ahmad Dhani. “Mau tidur kuterus komentar. Hei Ahmad Dhani, aku mau kasih tahu sama kamu ya,” ujarnya menantang. Ia menekankan bahwa tidak semua pemain yang dinaturalisasi atau hasil perkawinan yang disarankan Ahmad Dhani memiliki kemampuan bermain sepak bola yang baik. “Naturalisasi pemain sepakbola, kamu, jangan dikawinin,” tegasnya.
Lita mengecam pandangan Ahmad Dhani yang dinilai sepele dan tidak berbasis pada fakta. “Kamu mah otaknya di antara pusar dan ke bawah aja pikiranmu,” lanjutnya. Sebagai seorang psikolog, Lita Gading menyoroti pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang tidak selalu diturunkan secara otomatis melalui perkawinan, melainkan bergantung pada kemampuan individu masing-masing. “Skill yang harus kalian garis bawahi, bukan percampuran dari siapanya,” imbuhnya.
Pandangan Lita Gading ini mendapat beragam reaksi dari netizen. Banyak warganet yang setuju dengan pendapatnya. “Setuju dokter, pelawak bukan wakil rakyat,” ungkap seorang warganet, sementara yang lain mengatakan, “Nah ini kata-katanya baru bener. Setuju dokter Lita.” Respon positif tersebut menunjukkan dukungan publik kepada Lita yang berani mengekspresikan pandangannya.
Kritik Lita Gading ini berakar dari pernyataan Ahmad Dhani pada rapat dengan Ketua PSSI Erick Thohir di Gedung DPR RI. Dalam kesempatan tersebut, Dhani mengusulkan supaya pemain naturalisasi yang sudah berumur bisa menikahi perempuan Indonesia sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan prestasi sepak bola di Indonesia. “Naturalisasi tidak harus pemain. Bisa juga misalnya pemain-pemain bola yang sudah di atas usia 40, itu bisa juga kita naturalisasi pemain bola hebat, lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia,” ungkapnya saat rapat Komisi X DPR RI dengan Kemenpora.
Namun, usulan ini pun tidak luput dari kritik. Artis Agnez Mo juga ikut menanggapi pendapat Ahmad Dhani, dengan menyatakan bahwa pandangan tersebut merendahkan martabat perempuan. “Perempuan itu bukan komoditas. Perempuan bukan barang yang bisa dibeli, dijual, atau diobjektifikasi. Mereka adalah pemimpin, pencipta, inovator, dan kekuatan perubahan,” kata Agnez Mo melalui akun media sosialnya. Ia menekankan pentingnya menghormati perempuan sebagai individu yang memiliki nilai dan peran penting di masyarakat.
Reaksi masyarakat terhadap pernyataan Ahmad Dhani memang beragam. Beberapa menyetujui gagasannya, sementara yang lain menganggap idenya tidak tepat. Hal ini menunjukkan bahwa isu mengenai naturalisasi dan peran perempuan dalam konteks tersebut sangat kompleks dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.
Diskusi seputar naturalisasi pemain sepakbola di Indonesia tidak hanya melibatkan aspek olahraga, tetapi juga menyentuh nilai-nilai sosial dan gender. Ahmad Dhani dan Lita Gading telah memicu perdebatan yang lebih luas mengenai bagaimana cara terbaik untuk membangun sepakbola Indonesia tanpa mengabaikan martabat semua pihak yang terlibat. Dengan adanya kritik dan tanggapan yang beragam, hal ini diharapkan dapat menggugah kesadaran dan membawa perubahan positif ke dalam dunia sepakbola tanah air.