8 Ribu Tentara Israel Alami Gangguan Mental Akibat Perang Gaza

Tel Aviv, Octopus – Kementerian Pertahanan Israel mengungkapkan bahwa sekitar 16.000 tentara Israel telah mendapatkan perawatan sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023. Dengan meningkatnya jumlah korban dan tekanan psikologis yang dialami, pihak Kementerian mengatakan bahwa separuh dari mereka menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD), sebuah kondisi yang umum terjadi di kalangan veteran veteran yang terlibat dalam konflik bersenjata.

Angka tersebut diperoleh dari penjelasan yang diberikan oleh Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan pada hari Senin, 24 Maret 2025. Dalam laporan tersebut, dijelaskan bahwa sekitar 2.900 tentara mengalami cedera fisik serta tekanan psikologis yang signifikan selama periode konflik berlangsung. Data lebih lanjut menunjukkan bahwa enam persen mengalami cedera sedang dan empat persen mengalami cedera parah.

Seiring berjalannya konflik, identifikasi jenis cedera yang dialami tentara semakin variatif. Hasil laporan menunjukkan bahwa sebanyak 72 tentara terdaftar sebagai orang yang mengalami amputasi akibat konflik yang berkepanjangan ini. Menariknya, sekitar 66 persen dari 16.000 tentara yang mendapatkan perawatan adalah prajurit cadangan, menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang bersedia terjun ke medan perang meskipun bukan dalam status tentara aktif.

Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan adalah tren meningkatnya jumlah veteran yang mengalami PTSD. Mengacu pada laporan dari The Times of Israel, Kementerian Pertahanan memperkirakan bahwa jumlah veteran yang terluka, termasuk mereka yang mengalami PTSD, akan terus meningkat. Diperkirakan, pada tahun 2030, jumlah tentara yang membutuhkan rehabilitasi akan mencapai 100.000. Dengan prediksi tersebut, setidaknya setengah dari veteran yang dirawat diharapkan mengalami gangguan mental sebagai dampak dari pengalaman perang mereka.

Dalam laporan terbaru yang diperbarui pada 22 Maret 2025, tercatat bahwa 846 tentara Israel telah kehilangan nyawa sejak konflik di Jalur Gaza dimulai, sementara 5.737 lainnya mengalami berbagai tingkat cedera. Data ini menunjukkan dampak signifikan dari konflik yang berkepanjangan terhadap tentara Israel, baik secara fisik maupun mental.

PTSD sendiri merupakan kondisi kesehatan mental yang bisa muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis, yang sering kali berkaitan dengan perang atau kekerasan. Gejalanya dapat mencakup flashback, mimpi buruk, kecemasan, dan gejala lain yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Dalam konteks militer, PTSD menjadi masalah serius yang mau tidak mau harus diperhitungkan oleh pihak berwenang dalam merumuskan program rehabilitasi dan dukungan bagi veteran.

Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, dituntut perhatian lebih dari pemerintah Israel dalam menyediakan layanan kesehatan mental bagi angkatan bersenjata. Dengan meningkatnya jumlah tentara yang mengalami gangguan mental, penting bagi Kementerian Pertahanan untuk memperkuat program intervensi psikologis dan rehabilitasi guna membantu mereka yang terpengaruh untuk kembali ke kehidupan normal mereka.

Situasi ini bukan hanya memperlihatkan dampak dari konflik yang berkepanjangan, tetapi juga menyoroti betapa pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental sebagai aspek integral dalam rehabilitasi tentara. Kementerian Pertahanan Israel kini dihadapkan pada tantangan besar untuk tidak hanya mengatasi luka fisik, tetapi juga luka batin yang mungkin akan terus menghantui para prajurit yang telah menjalani pengalaman traumatis di medan perang.

Exit mobile version