5 Kasus Pencurian Token Digital Terbesar Sejak Bitcoin Diluncurkan

Bursa mata uang kripto Bybit baru-baru ini mengungkap berita mengejutkan mengenai pencurian token digital yang nilainya mencapai sekitar US$1,5 miliar atau setara dengan Rp24,4 triliun. Kejadian ini, yang terjadi di "dompet dingin," menjadi tarikan perhatian besar, karena dianggap sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah. CEO Bybit, Ben Zhou, mendeskripsikan insiden ini sebagai sebuah peretasan yang mengkhawatirkan, mengingat dompet dingin umumnya digunakan untuk menyimpan aset digital secara aman.

Sebuah laporan dari perusahaan riset blockchain, Elliptic, menunjukkan bahwa nilai pencurian yang terjadi lebih dari dua kali lipat dibanding pencurian kripto terbesar sebelumnya. Selama empat tahun berturut-turut, industri kripto telah mengalami serangkaian peretasan yang menyebabkan kerugian lebih dari US$1 miliar setiap tahunnya. Pada tahun 2024, angka total pencurian akibat peretasan bahkan diperkirakan lebih dari US$2 miliar.

Kejadian ini bukanlah yang pertama. Sejak peluncuran Bitcoin pada tahun 2008, terdapat beberapa kasus pencurian token digital yang mencolok. Berikut adalah lima kasus pencurian terbesar yang mencuri perhatian di dunia crypto:

  1. Poly Network (Agustus 2021)
    Sekitar $610 juta berhasil dicuri dari Poly Network, sebuah platform untuk transaksi token peer-to-peer. Meskipun kerugian signifikan, para peretas kemudian mengembalikan sebagian besar dana yang dicuri. Pencurian ini menyoroti kerentanan dalam sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi).

  2. Ronin Network (Maret 2022)
    Peretasan ini mencuri sekitar $540 juta dari proyek blockchain Ronin, yang berhubungan dengan game Axie Infinity. Para pelaku berhasil mengambil 173.600 token ether dan 25,5 juta token USD Coin, menunjukkan risiko yang ada pada ekosistem game berbasis blockchain.

  3. Coincheck (Januari 2018)
    Bursa Coincheck di Tokyo dirampok dengan total kerugian sekitar US$530 juta. Para peretas melakukan serangan terhadap "dompet panas," yang berarti aset digital tersebut disimpan secara online dan sangat rentan terhadap serangan siber.

  4. Mt. Gox (2011 – 2014)
    Salah satu kasus paling terkenal terjadi ketika hampir US$500 juta dalam bentuk Bitcoin dicuri dari bursa Mt. Gox. Setelah insiden tersebut, bursa ini mengajukan kebangkrutan, dan sekitar 24.000 pelanggan kehilangan akses ke dana mereka, menciptakan kekacauan dan ketidakpastian di dalam komunitas kripto.

  5. Wormhole (Februari 2022)
    Platform DeFi Wormhole menjadi sasaran peretasan dengan kerugian mencapai US$320 juta. Peretas berhasil mengakses 120.000 token digital yang berkaitan dengan ether. Meskipun kerugian cukup besar, Jump Trading, perusahaan yang mengakuisisi pengembang Wormhole, mengganti dana yang hilang untuk membantu anggota komunitas.

Setiap insiden pencurian ini tidak hanya mencerminkan kerugian finansial yang besar, tetapi juga menggarisbawahi masalah keamanan yang menggelisahkan di dunia cryptocurrency. Dengan meningkatnya nilai dan penerimaan cryptocurrency di seluruh dunia, perhatian terhadap aspek keamanan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Penyempurnaan dalam sistem keamanan dan langkah-langkah pencegahan harus menjadi fokus utama bagi semua platform kripto untuk melindungi aset pengguna dari ancaman yang terus berkembang. Kemajuan teknologi diharapkan mampu menurunkan angka kasus pencurian di masa depan, sehingga industri kripto dapat tumbuh dengan lebih terpercaya dan berkelanjutan.

Exit mobile version