10 Saham Rontok hingga 20%: Dampak IHSG Jeblok, Ada DCII & Prajogo

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaksanakan pembekuan sementara (trading halt) pada sistem perdagangan terkait dengan penurunan drastis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 5 persen. Kejadian ini terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025, ketika IHSG tercatat mengalami penurunan 6,11 persen atau 395,86 poin, menyentuh level 6.017 sebelum mulai rebound secara perlahan hingga mencapai 6.248 pada pukul 14.30 WIB.

Analis dari Phintraco Sekuritas menjelaskan bahwa turunnya IHSG ini dipicu oleh berbagai sentimen domestik dan global, di mana pelaku pasar mempersiapkan diri menghadapi hasil dari Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan berlangsung pada 18-19 Maret 2025. Pasar berpendapat bahwa The Fed kemungkinan besar akan menahan suku bunga acuan di level 4,25 persen sampai 4,5 persen, ditambah lagi adanya kekhawatiran yang disebabkan oleh ketegangan perang dagang dan kebijakan tarif impor.

Selain itu, isu mengenai kemungkinan mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani juga memberikan dampak psikologis negatif terhadap pasar, terutama di tengah kekhawatiran defisit APBN yang kian memperburuk keadaan.

Hasil pantauan lebih lanjut menunjukkan bahwa sejumlah saham mengalami penurunan tajam. Berikut adalah daftar sepuluh saham yang mengalami koreksi paling signifikan:

  1. PT DCI Indonesia Tbk (DCII): Saham DCII mencatatkan penurunan paling besar hingga 20,00 persen, jatuh sebesar 28.950 poin ke level 115.800.

  2. PT Fortune Indonesia Tbk (FORU): Saham FORU melemah sebesar 18,78 persen, menyusut 185 poin menjadi 800.

  3. PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE): Saham LIVE merosot 18,50 persen atau 37 poin ke posisi 163.

  4. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): Saham TPIA yang dimiliki oleh Barito Pacific Group yang dipimpin oleh Prajogo Pangestu turun 18,42 persen atau 1.225 poin menjadi 5.425.

  5. PT Pakuan Tbk (UANG): Saham UANG tergerus hingga 16,58 persen, bergerak turun 66 poin, menjadi 332.

  6. PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS): Emisi perdagangan batubara ini mengalami penurunan 15,79 persen atau 60 poin ke level 320.

  7. PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR): Saham BDKR melemah 15,74 persen atau 31 poin, jatuh ke posisi 166.

  8. PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Saham milik Prajogo Pangestu yang lainnya, BRPT, anjlok sebesar 15,48 persen atau 120 poin, ke level 655.

  9. PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT): Saham OBAT terpuruk dengan penurunan 15,08 persen atau 95 poin menjadi 535.

  10. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA): Terakhir, saham BAJA mencatat penurunan 15,05 persen atau 14 poin ke posisi 79.

Penurunan yang signifikan ini menunjukkan dampak serius yang dialami oleh pelaku pasar, di tengah gejolak ekonomi dan ketidakpastian politik yang sedang berlangsung. Menyikapi keadaan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada hari yang sama, melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait guna membahas langkah-langkah untuk menstabilkan pasar dan mencegah panic selling yang lebih luas. Sebagai investor, penting untuk tetap waspada dan melakukan analisis yang hati-hati terhadap kondisi pasar saat ini.

Exit mobile version