
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan bahwa sebuah rapat strategis mengenai pengiriman personel militer asing ke Ukraina akan dilaksanakan pada hari Jumat, 4 April 2025. Rapat ini diharapkan dapat memperkuat dukungan dari negara-negara yang bersedia mengirimkan militer mereka untuk membantu Ukraina dalam menghadapi konflik yang berkepanjangan dengan Rusia.
Dalam taklimatnya pada Selasa, 1 April 2025, Zelenskyy menyampaikan, “Akan ada rapat pada Jumat. Rapat tersebut akan menjadi pertemuan langsung antara tim militer dari beberapa negara, lingkupnya kecil, yang akan siap mengirimkan kontingen mereka.” Rapat ini diharapkan dapat merinci dan memperjelas wacana mengenai pengiriman personel asing ke Ukraina, dengan penekanan bahwa inisiatif tersebut harus berdasarkan pada usulan pihak Ukraina.
Pengiriman pasukan oleh negara-negara asing bukanlah hal yang baru dalam konflik ini. Sebelumnya, pada Senin, 31 Maret 2025, pemerintah Inggris mengonfirmasi bahwa akan ada pertemuan antara petinggi militer dari Inggris, Prancis, dan Ukraina. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas “rencana rinci” terkait keamanan jangka panjang bagi Kyiv. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, setelah menjadi tuan rumah konferensi yang membahas dukungan militer dan keamanan untuk Ukraina, mengungkapkan bahwa beberapa negara sudah menunjukkan niat untuk mengirimkan pasukannya sebagai “kekuatan pencegah” di wilayah tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada niat untuk mengirimkan pasukan, tujuan dari inisiatif ini bukanlah untuk menggantikan peran militer Ukraina atau berfungsi sebagai pasukan penjaga perdamaian. Sebaliknya, Macron menyatakan bahwa mobilisasi tentara asing ke lokasi-lokasi strategis di Ukraina bertujuan untuk memberikan tekanan yang lebih besar terhadap Rusia, yang saat ini terus mempertahankan posisinya dalam konflik ini.
Menanggapi rencana pengiriman pasukan asing, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengklaim bahwa usulan tersebut merupakan upaya untuk menyelamatkan otoritas Ukraina. Lavrov juga menyoroti bahwa wacana tentang pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina masih memerlukan persetujuan dari semua pihak yang terlibat. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menambahkan bahwa pembahasan mengenai pengiriman pasukan tersebut dianggap terlalu dini untuk diputuskan.
Dalam konteks ini, pertemuan yang akan berlangsung pada tanggal 4 April diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam memperkuat kerjasama internasional bagi Ukraina. Rapat ini diharapkan akan melibatkan perwakilan dari berbagai cabang militer, termasuk angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut. Dengan melibatkan berbagai pihak, Zelenskyy berupaya untuk memastikan bahwa rencana pengiriman militer asing dilakukan dengan pendekatan yang terkoordinasi dan selaras dengan kebutuhan yang ada di lapangan.
Sementara itu, situasi keamanan di Ukraina terus memburuk dengan adanya pertempuran yang berkepanjangan, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi fokus utama seperti Zaporizhzhia. Dalam kerangka ini, penguatan dukungan militer dari negara-negara sekutu bisa menjadi kunci untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina.
Secara keseluruhan, rapat strategis yang direncanakan pada hari Jumat mendatang merupakan bagian dari upaya Ukraina untuk memperkuat aliansi dan mendapatkan dukungan internasional yang lebih signifikan dalam menghadapi ancaman dari Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, Ukraina tetap berkomitmen untuk mencari cara untuk mengaitkan kekuatan kolektif untuk mencapai keselamatan dan kemerdekaan.