Zelensky Ngambek, Trump Utamakan Putin dalam Pembahasan Ukraina!

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan ketidakpuasannya setelah mengetahui bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menghubungi Presiden Rusia, Vladimir Putin, terlebih dahulu untuk membahas cara mengakhiri konflik di Ukraina. Panggilan tersebut berlangsung pada Rabu, 12 Februari 2025, dan menandai komunikasi pertama antara kedua pemimpin sejak perang pecah di Ukraina pada Februari 2022.

Zelensky menyatakan, setelah diskusi yang dilakukan Trump dan Putin, Presiden AS tersebut menghubunginya beberapa jam kemudian. “Diskusi berjalan baik, tetapi saya merasa bahwa Trump tidak menganggap Putin dan Rusia sebagai prioritas utamanya dalam menyelesaikan konflik Ukraina,” ungkap Zelensky pada konferensi pers keesokan harinya. Ia pun menyatakan ketidaknyamanannya terkait tindakan Trump yang lebih memilih berbicara dengan Putin tanpa melibatkan Ukraina dalam proses negosiasi.

Konflik Ukraina telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun dan menjadi perhatian utama banyak negara di dunia. Zelensky menekankan bahwa Ukraina tidak akan menerima perjanjian bilateral yang tidak melibatkan dirinya. “Kami tidak ingin dibicarakan tanpa kehadiran kami. Kami percaya bahwa kehadiran Ukraina dalam setiap diskusi yang melibatkan kami adalah hal yang penting,” tegasnya.

Zelensky juga mencatat bahwa dia mengandalkan dukungan dari Amerika Serikat dan tidak ingin ada kesepakatan di belakang Ukraina. “Panggilan Trump kepada Putin tidak menyenangkan, karena Anda tahu reaksi kami dan Eropa. Jangan bicarakan tentang Ukraina tanpa kami,” katanya. Ini mencerminkan keinginan Ukraina untuk terlibat aktif dalam setiap negosiasi yang berkaitan dengan masa depan mereka.

Menyusul pernyataan Zelensky, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memberikan klarifikasi bahwa akan ada negosiasi bilateral antara Rusia dan Amerika Serikat, serta dialog dengan Ukraina. “Kami ingin membangun komunikasi yang lebih kuat dalam mencari penyelesaian atas konflik ini,” ujarnya.

Selama panggilan telepon antara Trump dan Putin, kedua pemimpin sepakat untuk bertemu secara langsung dan menyarankan agar masing-masing mengunjungi negara satu sama lain. Pilihan tempat pertemuan mungkin akan diadakan di Arab Saudi. Trump juga menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Menteri Pertahanan AS, Hegseth, yang menyebutkan bahwa sulit bagi Ukraina untuk memulihkan perbatasan seperti sebelum aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea pada tahun 2014.

Dalam hal ini, Trump menolak kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO sebagai solusi untuk mengakhiri konflik. Ini menunjukkan bahwa posisi Amerika Serikat dalam konflik ini sangat kompleks dan tidak sepenuhnya mendukung aspirasi Ukraina.

Konteks dari ketidakpuasan Zelensky ini berakar dari kekhawatiran mendalam bahwa keputusan internasional yang penting bisa dibuat tanpa melibatkan suara Ukraina. Mengingat struktur geopolitik saat ini, di mana Rusia dan AS masing-masing memiliki pengaruh besar, sikap Ukraina dalam hal ini semakin krusial.

Konflik di Ukraina tidak hanya melibatkan kepentingan nasional, tetapi juga melibatkan sistem keamanan Eropa secara keseluruhan. Dukungan AS terhadap Ukraina sangat penting, namun harus diimbangi dengan komunikasi dan negosiasi yang melibatkan Kiev agar semua pihak merasa terwakili dan aman.

Pernyataan Zelensky dan respon dari Trump serta Putin menunjukkan bahwa jalan menuju penyelesaian konflik masih panjang dan penuh tantangan. Sementara itu, harapan untuk mencapai kesepakatan damai tetap menjadi harapan bagi rakyat Ukraina dan komunitas internasional.

Berita Terkait

Back to top button