Zelensky Mendesak Gencatan Senjata Usai Serangan Rudal Rusia!

Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak “besar-besaran” terhadap fasilitas energi Ukraina pada hari Jumat, mengakibatkan kerusakan signifikan di seluruh penjuru negeri. Presiden Volodymyr Zelensky kembali menyerukan gencatan senjata secepatnya, mengingat konflik yang telah berlangsung selama lebih dari empat tahun ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi rakyat Ukraina.

Dalam pernyataannya, Zelensky menekankan bahwa Ukraine telah menginginkan perdamaian sejak awal konflik. Ia menegaskan pentingnya menghentikan serangan udara dan laut dari Rusia sebagai langkah awal menuju perdamaian yang nyata. “Ukraina siap menempuh jalan damai,” tulisnya dalam sebuah unggahan di media sosial, mengajak semua pihak untuk berkomitmen dalam menghentikan pemboman yang menyasar infrastruktur vital.

Angkatan udara Ukraina melaporkan telah menerima serangan dengan sejumlah 58 rudal dan hampir 200 pesawat nirawak, yang menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas energi, mulai dari Kharkiv di timur hingga Ternopil di barat. Tim pemadam kebakaran berjuang keras mengatasi kebakaran yang melanda area-area yang terdampak serangan, menunjukkan betapa besar kerusakan yang terjadi. Petugas pemadam kebakaran terlihat bekerja di jalanan yang penuh dengan puing-puing akibat serangan.

Kremlin, sebagai respons terhadap seruan gencatan senjata dari Zelensky, menanggapi dengan mengesampingkan kemungkinan gencatan senjata sementara di Ukraina. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Rusia menargetkan fasilitas yang berhubungan dengan kompleks industri militer Ukraina. Hal ini mengindikasikan bahwa Rusia melanjutkan strateginya untuk memperkuat posisinya meskipun ada tekanan internasional untuk menghentikan kekerasan.

Dukungan bagi Zelensky datang dari sekutunya di luar negeri, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam pertemuan daring, Erdogan menyatakan, “Kami mendukung gagasan untuk menetapkan gencatan senjata sesegera mungkin dan menghentikan serangan di udara dan di laut sebagai langkah membangun kepercayaan antara kedua belah pihak.” Ini menunjukkan ada keinginan dari sejumlah pemimpin dunia untuk mendukung langkah diplomasi demi menghentikan konflik yang berkepanjangan.

Rusia kini mengklaim telah melakukan serangan “presisi” terhadap fasilitas-fasilitas yang mendukung militer Ukraina, dan langkah tersebut dianggapnya sebagai bagian dari strategi militernya. Di sisi lain, Angkatan udara Ukraina mengerahkan jet tempur Mirage Prancis yang baru saja tiba, untuk pertama kalinya, sebagai upaya menghadapi serangan udara. Kombinasi dari jet tempur dan unit pertahanan udara dinyatakan telah berhasil menembak jatuh 34 rudal dan 100 pesawat nirawak dalam serangan terbaru ini.

Sementara itu, laporan dari DTEK, pemasok energi swasta terbesar di Ukraina, menyebutkan bahwa fasilitas-fasilitasnya di wilayah Laut Hitam Odesa telah diserang untuk malam keempat berturut-turut. Dalam serangan tersebut, fasilitas gas di wilayah Poltava dilaporkan menghentikan operasinya, dan pihak berwenang mengonfirmasi kerusakan yang meluas pada berbagai fasilitas energi. Kementerian energi Ukraina menyatakan bahwa Rusia berusaha menyakiti warga Ukraina biasa dengan menyerang infrastruktur energi dan gas.

Menghadapi keadaan yang semakin genting akibat serangan ini, Zelensky berencana melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Selain itu, pejabat senior Ukraina mengungkapkan harapan untuk pertemuan yang berarti dengan pihak Amerika Serikat, yang dijadwalkan berlangsung pada hari Selasa di Arab Saudi. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas potensi gencatan senjata dan menyusun kerangka kerja untuk perjanjian jangka panjang antara Ukraina dan Rusia.

Dengan terus meningkatnya ketegangan dan kerusakan yang diderita akibat serangan ini, harapan untuk mencapai gencatan senjata dan mengakhiri permusuhan semakin mendesak. Seruan Zelensky mencerminkan kebutuhan mendesak untuk mengupayakan dialog dan mengakhiri penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat Ukraina di tengah konflik yang berkepanjangan ini.

Exit mobile version