
Yuval Abraham, sutradara film dokumenter No Other Land, baru-baru ini mengumumkan bahwa sahabatnya, Hamdan Ballal, telah dibebaskan setelah mengalami serangkaian tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim dan tentara Israel. Dalam cuitan yang diunggah pada Selasa (25/3/2025), Yuval mengabarkan bahwa Hamdan sedang dalam perjalanan pulang setelah menjadi korban penyerangan yang mengerikan.
Yuval menjelaskan bahwa Hamdan, yang merupakan seorang sineas dan aktivis, diserang oleh sekelompok pemukim Israel yang bertopeng dan bersenjata di rumahnya. Insiden tersebut tertangkap dalam video yang kemudian menjadi viral di media sosial. “Hamdan kini hilang. Kejadian ini tertangkap di kamera,” tulis Yuval dalam cuitannya. Menurutnya, Hamdan mengalami luka parah di kepala dan perut setelah dipukuli oleh pemukim tersebut.
Tidak hanya itu, Yuval juga mengungkapkan bahwa Hamdan ditangkap oleh tentara Israel ketika dia sedang dirawat di ambulans. “Ia sempat memanggil ambulans, namun tentara Israel menangkapnya,” tambah Yuval. Informasi ini memberi gambaran mendalam tentang kondisi Hamdan dan situasi memprihatinkan yang dialami oleh banyak warga Palestina di bawah pendudukan.
Profil Yuval Abraham tersendiri menarik untuk dibahas. Dilahirkan pada tahun 1995 di Beersheba, Israel, Yuval berasal dari keluarga Yahudi campuran Ashkenazi dan Mizrahi. Kakeknya adalah seorang Yahudi Yemen yang menjalin kedekatan dengan budaya Arab. Berkat latar belakang ini, Yuval memiliki kemampuan berbahasa Arab Palestina yang baik dan mengembangkan kepeduliannya terhadap kehidupan rakyat Palestina, terutama setelah ia terlibat dalam proyek film dokumenter No Other Land. Film ini mengisahkan tentang seorang anak Palestina yang menjadi korban pendudukan Israel.
Setelah menuntaskan tugasnya sebagai tentara Israel, Yuval memutuskan untuk mengundurkan diri dan menjadi sukarelawan di sekolah yang melayani both Israel dan Palestina. Keterlibatannya di lapangan membawanya untuk tinggal bersama keluarga Palestina di Tepi Barat, di mana ia semakin memahami tantangan hidup di bawah pendudukan.
Selain keterlibatan langsung, Yuval juga berkontribusi dalam membantu jurnalis Palestina untuk mempublikasikan kekejaman yang terjadi. Hal ini mencerminkan komitmen kuatnya dalam menyuarakan kehampaan dan penderitaan yang dialami rakyat Palestina. Film No Other Land berhasil menarik perhatian internasional dan memenangkan berbagai penghargaan, termasuk dari European Film Awards dan Academy Awards.
Kembali pada berita terbaru, setelah lebih dari satu malam ditahan, Yuval memberi kabar bahwa Hamdan bebas. Dalam pembaruan yang diberikan, ia menyebutkan bahwa Hamdan telah diborgol sepanjang malam dan mengalami penyiksaan di pangkalan militer Israel. “Hamdan kini bebas dan hendak pulang ke keluarganya,” ungkapnya dengan penuh harap. Namun, ia juga menekankan bahwa kondisi Hamdan sebelum penangkapannya sangat memprihatinkan dan kini masih menanti informasi terbaru mengenai keadaan fisik dan mental sahabatnya tersebut.
Pemberitaan mengenai situasi Hamdan tidak hanya mengungkapkan peristiwa yang terjadi, tetapi juga mempertontonkan gambaran lebih luas tentang konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Melalui suara Yuval dan karyanya, banyak yang diingatkan akan pentingnya narasi yang adil dan jujur mengenai peristiwa di Palestina. Di tengah ketegangan dan kekerasan, keberanian Yuval untuk berbicara menjadi harapan bagi banyak orang, memperlihatkan bahwa solidaritas dan dukungan bagi mereka yang terpinggirkan masih bisa ada di tengah dunia yang sering kali terlihat acuh tak acuh.