
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis baru-baru ini menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk memperkuat kebijakan pertahanan mandiri. Panggilan untuk bertindak ini muncul pada saat ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama setelah perubahan kebijakan yang dramatis dari Amerika Serikat terkait konflik di Ukraina.
Dalam sebuah konferensi bisnis di Thessaloniki baru-baru ini, Mitsotakis menekankan perlunya Eropa untuk bangun dari apa yang ia sebut sebagai “kelesuan” geopolitik dan ekonomi. Ia mengungkapkan pentingnya untuk cepat mengambil keputusan strategis yang mampu mengurangi ketergantungan Eropa terhadap Amerika Serikat. “Kita harus menghadapi kenyataan dan bertindak lebih cepat dalam menerapkan kebijakan yang telah lama dibahas,” tegasnya.
Seruan Mitsotakis ini muncul di tengah perkembangan yang mengkhawatirkan terkait kebijakan luar negeri AS. Baru-baru ini, mantan Presiden AS, Donald Trump, secara terbuka mengubah sikapnya terhadap Ukraina, menyebut Presiden Volodymyr Zelenskyy sebagai “diktator” dan menyalahkan Kyiv atas dimulainya konflik berkepanjangan dengan Rusia. Dalam beberapa pernyataannya, Trump memperingatkan Zelenskyy untuk segera mencari jalan menuju perdamaian, atau ia akan menghadapi risiko kehilangan kontrol atas negaranya. Peringatan ini semakin meningkatkan kekhawatiran di kalangan pemimpin Eropa tentang masa depan dukungan Amerika terhadap Ukraina.
Ketegangan ini semakin dipicu oleh perundingan damai yang berlangsung di Arab Saudi, yang tidak melibatkan Ukraina, memunculkan kritik dari Kyiv dan sekutunya. Para pejabat Ukraina menekankan bahwa mereka tidak akan menerima kesepakatan yang dilakukan tanpa persetujuan mereka, sementara Rusia tetap tidak bersedia untuk mengembalikan wilayah yang terjajahnya.
Dalam konteks ini, Mitsotakis menekankan bahwa Eropa perlu memiliki kebijakan pertahanan yang mandiri, sehingga dapat mengandalkan kemampuan pencegahannya sendiri tanpa intervensi dari AS. “Kita harus membangun kekuatan pertahanan kita sendiri,” jelasnya, mencerminkan keinginan untuk mengeksplorasi opsi-opsi strategis bagi keamanan Eropa yang tidak tergantung pada pengaruh politik Washington.
Belum lama ini, Mitsotakis juga menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Prancis bersama dengan para pemimpin Eropa dan Kanada untuk membahas langkah-langkah yang dapat diambil terkait situasi di Ukraina. Presiden Trump saat ini terus mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan alokasi anggaran pertahanan mereka, serta memberikan kontribusi militer yang lebih besar dalam setiap upaya mencapai kesepakatan damai di Ukraina. Namun, para ahli memperingatkan bahwa tanpa dukungan Amerika, upaya Eropa untuk menciptakan pertahanan mandiri akan menghadapi tantangan besar.
Data dan analisis menunjukkan bahwa ketergantungan Eropa terhadap AS dalam hal keamanan militer membutuhkan perhatian serius. Di satu sisi, ancaman dari Rusia dan ketegangan di kawasan Eropa Timur menjadi faktor pendorong, tetapi di sisi lain, sikap politik dan kebijakan luar negeri AS yang tidak menentu menimbulkan ketidakpastian bagi negara-negara Eropa.
Panggilan Mitsotakis untuk membangun pertahanan mandiri di Eropa ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas dalam konteks perubahan lingkungan keamanan global. Apakah Eropa akan mampu membangun kekuatan pertahanan yang efektif dan mandiri tetap berada dalam sorotan, tetapi satu hal yang pasti: tantangan ini semakin mendesak untuk dihadapi oleh negara-negara Eropa seiring dengan perkembangan yang dinamis di tingkat global.