Gadget

Wi-Fi 6E & Wi-Fi 7 Resmi Hadir di Indonesia, Kecepatan Mencapai 46 Gbps!

Indonesia kini resmi memasuki era baru teknologi nirkabel dengan peluncuran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan kehadiran teknologi ini yang menjanjikan kecepatan luar biasa hingga 46 Gbps. Dengan kecepatan ini, pengguna dapat mengunduh 86 film HD dalam waktu hanya satu menit, menunjukkan potensi revolusioner dari jaringan internet di Tanah Air.

Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 beroperasi di pita frekuensi 6 GHz, yang meliputi spektrum antara 5.925 GHz hingga 7.125 GHz. Kecepatan yang ditawarkan setara dengan 5,75 GBps (Gigabyte per second) atau 345 GB per menit. Lompatan besar dalam kecepatan dan efisiensi ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman internet pengguna di berbagai sektor, dari hiburan hingga bisnis.

“Dengan adanya teknologi ini, kecepatan dan keandalan internet di Indonesia akan meningkat secara signifikan,” kata Menteri Komdigi, Meutya Hafid, dalam acara peluncuran yang berlangsung di Hotel Langham Jakarta pada Jumat (7/2). Peluncuran ini merupakan hasil kolaborasi antara Komdigi dan Indonesia Technology Alliance, yang terdiri dari berbagai perusahaan serta individu di bidang teknologi.

Dalam rangka memastikan penerapan teknologi berjalan optimal, Komdigi telah menerbitkan beberapa regulasi penting. Ini termasuk:

  1. Peraturan Menteri Komdigi Nomor 2 Tahun 2025 yang mengatur perubahan atas peraturan sebelumnya.
  2. Nomor 2 Tahun 2024 mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas.
  3. Keputusan Menteri Komdigi Nomor 12 Tahun 2025 yang membahas standar teknis perangkat telekomunikasi pada spektrum frekuensi 6 GHz untuk jaringan Radio Local Area Network (RLAN).

Perangkat yang akan menggunakan pita frekuensi 6 GHz juga akan diuji secara ketat di Indonesia Digital Test House (IDTH) dan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT). Menariknya, perangkat yang telah lolos uji laboratorium dari negara-negara yang memiliki Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan Indonesia tidak perlu menjalani pengujian ulang di dalam negeri.

Untuk memastikan kualitas layanan tetap optimal dan menghindari gangguan sinyal, pemerintah menerapkan standar pengujian ketat. "Kami memastikan semua perangkat yang digunakan memenuhi standar global dan tidak menimbulkan gangguan," imbuh Meutya. Dengan sistem pengujian yang terstandarisasi, diharapkan industri dapat lebih cepat beradaptasi dengan teknologi ini.

Kehadiran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 diharapkan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Teknologi ini membuka peluang bagi berbagai sektor, antara lain:

  • Startup dan bisnis berbasis teknologi untuk berkembang lebih cepat.
  • Industri kreatif dalam mengembangkan layanan berbasis streaming dan cloud.
  • Ekosistem gaming dan eSports yang sangat bergantung pada koneksi internet yang cepat dan stabil.
  • Infrastruktur smart city yang membutuhkan konektivitas canggih untuk berfungsi dengan baik.

Meutya juga mengajak semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri, dan akademisi, untuk bersama-sama mendorong perkembangan teknologi nirkabel generasi terbaru ini. “Kami ingin menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan kompetitif di tingkat global,” tambahnya.

Mari kita lihat dan ikuti perkembangan selanjutnya dari teknologi ini, yang diharapkan menjadi fondasi bagi transformasi digital Indonesia. Dengan kehadiran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemimpin dalam inovasi dan transformasi digital di Asia Pasifik, meningkatkan konektivitas dan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berbasis teknologi.

Rizky Pratama adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button