
Tren sewa iPhone menjelang Lebaran 2025 mengalami lonjakan signifikan, dengan minat masyarakat yang meningkat untuk mendemonstrasikan gaya hidup melalui penggunaan smartphone mahal ini. Namun, di balik popularitas tren ini, muncul berbagai risiko yang mengancam keamanan data pribadi penggunanya. Fenomena ini menjadi sorotan utama, terutama di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan Banyuwangi, di mana penyewaan smartphone semakin menjadi pilihan praktis menjelang libur Idulfitri.
Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA, menegaskan bahwa smartphone bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga simbol identitas digital. “Menyewa smartphone untuk keperluan sesaat memang praktis, tapi perangkat itu menyimpan jejak data sensitif kita,” ungkap Niki dalam keterangannya. Data menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak menyadari risiko yang mereka hadapi ketika menggunakan perangkat sewaan untuk mengakses akun digital atau mengisi data pribadi.
Risiko yang mengintai termasuk pencurian data pribadi dan pembajakan akun, di mana penipu tidak perlu meretas sistem, melainkan memanfaatkan celah yang terbuka pada perangkat sewaan, seperti data yang tersimpan secara otomatis dan cache aplikasi. Dengan begitu, mereka bisa mengambil alih akun siapa pun hanya dalam hitungan menit melalui metode yang dikenal sebagai Account Takeover.
Menurut riset yang dilakukan VIRA, terungkap beberapa fakta mengkhawatirkan mengenai kejahatan digital di Indonesia. Sebanyak 97 persen perusahaan mengalami insiden Account Takeover dalam 12 bulan terakhir, dan 67 persen konsumen menjadi korban transaksi tidak sah di akun digital mereka. Selain itu, 71 persen insiden Account Takeover berujung pada kerugian finansial, menunjukkan bahwa ancaman ini bukan hanya terjadi pada individu, tetapi juga berdampak pada perusahaan dan bisnis.
VIDA juga memberikan beberapa tips bagi masyarakat yang berencana menggunakan iPhone sewaan. Di antaranya adalah menghindari penyimpanan informasi sensitif, melakukan reset pabrik pada perangkat sebelum dan sesudah digunakan, serta menggunakan autentikasi berlapis saat mengakses akun digital. Sangat penting untuk tidak login ke akun penting menggunakan perangkat yang bukan milik pribadi untuk meminimalkan risiko yang ada.
Fenomena sewa iPhone ini bahkan menjadi topik perbincangan hangat di media sosial. Di platform X, salah satu pengguna mempertanyakan mengapa tren ini begitu populer. Komentar netizen menunjukkan bahwa banyak yang menganggap iPhone sebagai simbol status sosial di Indonesia. “Banyak yang berasumsi bahwa menggunakan iPhone berarti menunjukkan status sosial yang lebih tinggi dibandingkan merek lain,” terang salah satu komentar.
Masyarakat perlu menyadari bahwa meskipun terlihat menggiurkan, menggunakan perangkat sewaan seperti iPhone tidak hanya berkaitan dengan gaya hidup tetapi juga membawa serta risiko besar yang dapat merugikan. Waspadalah terhadap tren yang berkembang ini, dan pertimbangkan dengan cermat sebelum memilih untuk menyewa smartphone, terutama di momen-momen penting seperti Lebaran. Keputusan untuk menggunakan perangkat sewaan harus diimbangi dengan kesadaran akan potensi ancaman yang dapat merugikan data pribadi dan finansial.