Lokal

Waspada! Modus Penipuan KUR BRI Via WhatsApp Mengintai Nasabah

Masyarakat Indonesia kembali dihadapkan pada masalah serius terkait penipuan berbasis digital. Dalam beberapa waktu terakhir, beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang mengklaim bahwa pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan mengirimkan data pribadi. Modus penipuan ini khususnya mengincar pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tengah membutuhkan suntikan modal.

Pesan yang beredar tersebut mengatasnamakan BRI dan menawarkan proses pengajuan KUR yang sangat mudah dan cepat, tanpa harus datang ke kantor bank. Pelaku penipuan menyuruh calon korban untuk mengisi formulir dengan mengirimkan informasi sensitif seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor rekening bank, nomor telepon, dan kode OTP yang biasanya dikirimkan ke ponsel pengguna. Dalam beberapa kasus, mereka meminta calon nasabah untuk melakukan transfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi yang sebenarnya tidak pernah diterapkan oleh BRI.

Menanggapi temuan ini, Pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengeluarkan pernyataan tegas bahwa semua informasi yang beredar tersebut adalah hoaks dan murni bagian dari upaya penipuan. BRI mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran pinjaman yang terlihat terlalu mudah atau tidak melalui saluran resmi.

“Nasabah harus berhati-hati dan waspada terhadap penyebaran informasi yang tidak benar. Pengajuan KUR BRI tidak pernah dilakukan melalui WhatsApp atau metode tidak resmi lainnya,” tegas manajer komunikasi BRI dalam sebuah konferensi pers.

Sebagai langkah pencegahan, BRI menyarankan beberapa tindakan yang perlu dilakukan jika masyarakat menerima pesan mencurigakan:

1. Abaikan dan hapus pesan tersebut untuk menghindari interaksi lebih lanjut.
2. Jangan memberikan data pribadi atau informasi sensitif kepada pihak yang tidak dikenal.
3. Laporkan kepada pihak berwenang atau melalui layanan resmi BRI di Call Center 14017 atau 1500017.

Maraknya modus penipuan seperti ini menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam menjaga keamanan data pribadi. Kejadian ini sangat menunjukkan bahwa masyarakat harus ekstra hati-hati saat berhadapan dengan tawaran pinjaman yang terlalu menggoda, yang dapat berujung pada kerugian finansial yang besar.

Berdasarkan data, kasus penipuan menggunakan platform digital seperti WhatsApp telah menunjukkan tren meningkat. Pelaku penipuan memanfaatkan ketidakpahaman sebagian masyarakat dalam menggunakan media digital untuk mencari pinjaman ataupun layanan finansial lainnya. Pola penipuan ini juga sering kali dilakukan dengan cara yang sangat meyakinkan untuk membujuk korban agar segera memberikan informasi atau melakukan transaksi keuangan.

Masyarakat diharapkan untuk lebih cermat dan kritis dalam menyikapi informasi yang diterima, terlebih yang berkaitan dengan keuangan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengecek langsung ke pihak resmi yang bersangkutan sebelum mengambil keputusan. Keberadaan layanan konsumen yang disediakan oleh lembaga keuangan, termasuk BRI, dapat dimanfaatkan untuk mengecek kebenaran informasi yang diterima.

Dengan meningkatnya kesadaran dan kewaspadaan, diharapkan masyarakat dapat lebih terlindungi dari penipuan yang terus beradaptasi sejalan dengan perkembangan teknologi. Lembaga keuangan juga diharapkan untuk lebih proaktif dalam melakukan edukasi kepada nasabah mengenai modus-operandi penipuan yang mungkin terjadi, demi menjaga kepercayaan dan kesejahteraan nasabah.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button