Wapres Gibran: Kurikulum AI Resmi Dimulai Tahun Ajaran Baru!

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengumumkan bahwa kurikulum kecerdasan buatan (AI) di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK akan dimulai pada tahun ajaran baru. Pengumuman ini disampaikan dalam acara Studium Generale bertajuk "Creative Job Opportunity with AI" yang diadakan di Auditorium Kampus Anggrek, BINUS University, Jakarta Barat.

Dalam sambutannya, Gibran mengapresiasi peran BINUS University sebagai pelopor dalam pengembangan program AI di Indonesia. Ia menyatakan, “Saya senang sekali [karena] BINUS menangkap peluang AI ini, selain bisa menjawab tantangan zaman, anak-anak nanti ketika lulus sudah siap kerja.” Pernyataan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di era digital.

Kurikulum baru ini, menurut Gibran, merupakan langkah strategis untuk memperkuat kompetensi siswa di bidang teknologi. Dalam Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menetapkan rencana untuk segera memasukkan pembelajaran AI ke dalam kurikulum pendidikan nasional. “Nanti di tahun ajaran baru kita mulai memasukkan kurikulum AI [atau] pelajaran AI di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK,” ungkapnya.

Penerapan kurikulum AI meliputi berbagai aspek, termasuk pengenalan dasar-dasar AI, algoritma, serta aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, beberapa poin penting perlu diingat:

  1. Kesiapan Siswa: Kurikulum ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja di mana AI semakin mendominasi banyak sektor.
  2. Pendidikan Berbasis Teknologi: Dengan mengintegrasikan AI ke dalam pendidikan, diharapkan siswa dapat lebih memahami teknologi dan berinovasi di bidang tersebut.
  3. Dukungan Institusi: BINUS University akan terus berperan sebagai pionir dalam pengembangan kurikulum ini, menyediakan pelatihan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh guru dan siswa.

Inisiatif ini tidak hanya akan mempengaruhi pembelajaran di sekolah-sekolah, tetapi juga diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap pentingnya pendidikan berbasis teknologi. Dengan demikian, lulusan dari jenjang pendidikan ini diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan kerja yang semakin terotomatisasi.

Sementara itu, Gibran juga menyoroti peran penting kolaborasi antara pendidikan formal dan industri, agar lulusan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar. “Kita butuh kolaborasi antara sekolah dan industri untuk mempersiapkan SDM yang unggul,” tambahnya.

Pemerintah juga menargetkan agar semua sekolah di Indonesia dapat mengimplementasikan kurikulum ini secara merata. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk menciptakan kesetaraan dalam akses pendidikan teknologi di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan ini, keterlibatan orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Mereka diharapkan dapat mendukung proses belajar anak-anak, baik di rumah maupun dalam komunitas. Program-program pendukung seperti workshop dan seminar tentang AI diharapkan dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang teknologi ini.

Dengan langkah ini, pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mengadaptasi pendidikan di era digital. Diharapkan, pelajaran AI yang diperkenalkan akan menjadi salah satu bagian fundamental dalam pengembangan kompetensi generasi mendatang, sehingga mereka dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan bangsa di masa depan. Langkah ini bukan hanya untuk menciptakan tenaga kerja yang siap pakai, tetapi juga untuk mendorong inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Berita Terkait

Back to top button