Wakil Ketua DPR Adies Kadir menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada hari Selasa, 18 Maret 2025, IHSG mencatatkan penurunan hingga 6,02% yang membuatnya jatuh ke level 6.058. Namun, dalam waktu singkat, IHSG berhasil pulih ke level 6.325 pada hari berikutnya, Rabu, 19 Maret 2025. Pernyataan ini disampaikan Adies Kadir dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis, 20 Maret 2025.
“Penurunan IHSG baru-baru ini masih dalam batas yang dapat dimitigasi oleh pemerintah dan DPR. Oleh karena itu, pelaku pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir mengenai prospek ekonomi Indonesia di tahun 2025,” jelas Adies. Ia menegaskan bahwa trading halt yang terjadi hanya sekali pada hari Selasa, menunjukkan bahwa respons pasar terhadap penurunan tersebut masih terkelola dengan baik.
Adies menjelaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat jika dibandingkan dengan periode pandemi. Meskipun tantangan eksternal masih mengintai, berbagai langkah mitigasi yang telah dilakukan pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menciptakan ketahanan ekonomi yang cukup solid.
Hal ini termasuk dalam implementasi kebijakan strategis yang bertujuan menjaga stabilitas ekonomi nasional. Salah satu kebijakan penting yang diterapkan adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). “Kebijakan baru terkait DHE SDA bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa nasional. Kebijakan ini mulai berlaku efektif pada 1 Maret 2025 dan diharapkan mampu menjaga nilai tukar rupiah sesuai target APBN 2025,” jelas Adies. Target APBN untuk nilai tukar rupiah adalah sekitar Rp 16.000 per dolar AS, dan jika kebijakan ini tidak diterapkan, rupiah berpotensi melemah hingga menembus batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS.
Selain itu, pembentukan Danantara juga disoroti Adies. Danantara diharapkan dapat meningkatkan kapasitas investasi domestik dengan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan BUMN, menjadikan pembangunan ekonomi nasional lebih berkelanjutan tanpa ketergantungan terhadap investasi asing.
Adies juga menambahkan bahwa terdapat berbagai kebijakan lain yang diharapkan dapat memperkuat ekonomi nasional, seperti pendirian Bullion Bank, hilirisasi dan industrialisasi, pembangunan tiga juta rumah, serta program makan bergizi gratis (MBG). “Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya memperkokoh ekonomi nasional, tetapi juga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sesuai dengan target Presiden Prabowo,” ungkapnya.
Namun, Adies mengakui ada tantangan mengenai dampak dari program-program ekonomi tersebut terhadap sentimen pasar yang belum optimal. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya koordinasi dalam komunikasi kebijakan antara berbagai instansi. Ia menyampaikan bahwa pasar masih menunggu perkembangan konkret dari implementasi program-program tersebut.
Menyikapi kondisi pasar yang fluktuatif, Adies memastikan bahwa DPR akan meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan fiskal 2025. DPR juga berkomitmen untuk terus memantau indikator ekonomi dan nonekonomi yang dapat memengaruhi kepercayaan pasar, termasuk indeks demokrasi dan indeks persepsi korupsi. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kedua indeks ini meningkat selama periode pemerintahan saat ini,” lanjutnya.
Meskipun fundamental ekonomi Indonesia terlihat lebih kuat dibandingkan dengan masa pandemi, Adies menekankan pentingnya untuk tetap waspada terhadap berbagai risiko. “Bagi masyarakat dan pelaku pasar, tidak perlu merasa khawatir berlebihan dengan kondisi IHSG yang sempat anjlok,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah mitigasi yang sudah diterapkan dan komitmen untuk meningkatkan koordinasi kebijakan, Adies Kadir meyakini bahwa perekonomian Indonesia akan mampu mengatasi tantangan yang ada dan menciptakan prospek yang lebih baik ke depannya.