Viral! Meme Trump dan Penguin Tanggapi Tarif di Pulau Terpencil

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial setelah pengumuman terkait tarif yang dikenakan pada pulau-pulau tanpa penduduk, termasuk Kepulauan Heard dan McDonald yang dihuni penguin. Keputusan ini memicu beragam reaksi dari masyarakat, termasuk kemunculan meme dan lelucon yang secara viral menyebar di platform media sosial, seperti X (sebelumnya Twitter).

Tarif baru yang diumumkan pada tanggal 2 April 2023 ini adalah bagian dari kebijakan tarif global Trump yang mencakup berbagai negara, tidak terkecuali sekutu AS di Barat, seperti Uni Eropa dan Australia. Namun, yang membuat banyak orang bingung adalah penetapan tarif pada wilayah terpencil dan tidak berpenghuni. Contohnya, tarif sebesar 10 persen yang dikenakan pada eksport dari Kepulauan Heard dan McDonald, yang terkenal sebagai habitat penguin, menuai banyak kritikan dan cemoohan.

Salah satu meme yang paling populer menunjukkan seekor penguin yang menggantikan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Ruang Oval, serta meme lainnya yang menggambarkan Ibu Negara AS, Melania Trump, yang tampak curiga saat berhadapan dengan penguin kaisar. Meme-meme ini merefleksikan absurditas keputusan tersebut dan menunjukkan bagaimana banyak yang merasa bahwa tindakan tarif ini tidak berdasar.

Sejumlah tokoh publik turut menyuarakan pendapat mereka mengenai kebijakan tarif ini. Anthony Scaramucci, mantan kepala komunikasi Trump, mencuit, “Penguin telah menipu kita selama bertahun-tahun.” Ia menggunakan ungkapan tersebut untuk menggambarkan betapa anehnya penetapan tarif pada spesies yang tidak melakukan perdagangan. Sementara itu, pemimpin Senat Demokrat AS, Chuck Schumer, menambahkan, “Donald Trump mengenakan tarif pada penguin dan bukan pada Putin,” menunjukkan ketidakpuasan terhadap keputusan yang tidak menyasar Rusia meskipun dalam konteks konflik yang sedang berlangsung.

Namun, kebijakan ini tidak hanya mendapatkan kritikan dari pihak oposisi. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, juga menunjukkan keraguannya terhadap keefektifan tarif yang dikenakan pada Pulau Norfolk, yang memiliki populasi manusia yang sangat kecil. Ia bertanya-tanya mengenai relevansi wilayah kecil tersebut sebagai kompetitor dagang bagi ekonomi besar seperti Amerika Serikat.

Dampak dari kebijakan tarif ini tidak hanya terbatas pada kritik di media sosial. Pasar saham AS merespons dengan ketidakstabilan, mengalami penurunan yang signifikan, yaitu yang terburuk sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020, dengan hilangnya nilai saham sebanyak triliunan dolar hanya dalam sehari. Ini menunjukkan bahwa kebijakan yang tampaknya konyol ini memiliki implikasi ekonomi yang serius dan dapat mempengaruhi banyak orang.

Pengumuman tarif ini juga memengaruhi wilayah lain, seperti Kepulauan Falkland yang terletak di seberang Atlantik. Meskipun hanya menghadapi tarif sebesar 10 persen, dampak negatifnya terhadap ekspor mencapai 41 persen, disertai dengan latar belakang sejarah yang rumit antara Inggris dan Argentina yang pernah terlibat konflik mengenai kepemilikannya.

Dengan viralnya meme dan komentar lucu di media sosial, penting untuk menyadari bahwa di balik tawa terdapat dampak nyata dari kebijakan perdagangan yang diambil. Masyarakat dapat terhibur dengan lelucon mengenai penguin, namun realitas di lapangan jauh lebih serius dan memerlukan perhatian dari semua pihak dalam menghadapi dampak global yang lebih luas. Hal ini menunjukkan betapa kebijakan politik dapat menciptakan reaksi berantai yang tidak terduga di berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga pengaruh sosial.

Berita Terkait

Back to top button