Viral ‘Hujan Jeli’ di Gorontalo, BMKG dan BRIN: Ternyata Cuma…

Sebuah fenomena menarik baru-baru ini terjadi di Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara. Sebuah video yang memperlihatkan fenomena ‘hujan jeli’ viral di media sosial, menarik perhatian banyak warga dan membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut membuka suara mengenai hal tersebut. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, fenomena yang sempat membuat heboh ini ternyata bukanlah kejadian alam yang luar biasa, melainkan hasil dari permainan anak-anak.

Video tersebut diunggah pada 15 Februari 2025 dan langsung menyebar luas di platform TikTok dan Instagram. Dalam video itu, terlihat tetesan-tetesan jeli yang jatuh saat hujan deras menyapa desa. Mereka yang melihatnya mengira bahwa ini adalah fenomena unik yang mungkin disebabkan oleh limbah atau kejadian alam lainnya.

Ida Pramuwardani, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik BMKG, menyatakan keraguannya terhadap fenomena ini. Menurutnya, belum ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa peristiwa semacam ini bisa terjadi secara alami. Ia menegaskan bahwa, “Secara natural ini tidak mungkin terjadi,” dan meminta agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh narasi yang mengarahkan pada kejadian aneh tanpa fakta yang kuat.

BMKG pun melakukan langkah proaktif dengan berkoordinasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo untuk mengumpulkan data lebih lanjut mengenai fenomena ini. Sementara itu, Naufal Pramudya Irawan dari Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo juga menduga bahwa hujan jeli mungkin ada hubungannya dengan limbah. Selain itu, Prof. Dr. Erma Yulihastin dari BRIN sampai terpaksa membuat video untuk menanggapi fenomena ini. Ia terheran dan menyatakan, “Saya sampai nggak percaya bener-bener. Harusnya diteliti dulu, benar nggak jatuhnya dari atas bersama hujan.”

Namun, penyelidikan selanjutnya mengungkapkan fakta menarik di balik fenomena ini. Sejumlah warga setempat melakukan klarifikasi dan menemukan bahwa apa yang dianggap sebagai hujan jeli sebenarnya adalah hasil dari permainan anak-anak. Menurut keterangan yang disampaikan dalam sebuah video klarifikasi di media sosial, serbuk mainan yang ditaburkan oleh anak-anak sebelum hujan ternyata akan berubah bentuk menjadi jeli atau agar-agar ketika terkena air.

Kejadian ini tidak hanya membuat banyak orang terkejut, tetapi juga menunjukkan betapa cepatnya informasi menular di era digital. Dalam video klarifikasi tersebut, seorang wanita meminta maaf atas kebingungannya dan menyatakan, “Kami tak bermaksud menyebarkan berita hoaks.” Ia menjelaskan bahwa ada bocah yang menaburkan serbuk tersebut di jalan dan akhirnya menjadi momen viral ketika hujan turun.

Ketika hujan mengguyur Desa Leyao, tetesan yang dihasilkan dari serbuk mainan ini terlihat seperti ‘hujan jeli’ dan memicu banyak orang untuk berburu dan mengumpulkannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena yang tampaknya aneh dan menarik tidak selalu memiliki penjelasan ilmiah yang serius di baliknya.

Cerita tentang ‘hujan jeli’ di Gorontalo ini menjadi contoh yang menarik tentang bagaimana masyarakat dapat dengan mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar, serta pentingnya klarifikasi informasi untuk menghindari kesalahpahaman. Proses investigasi BMKG dan BRIN pun menunjukkan peran penting lembaga-lembaga ini dalam memberikan penjelasan yang berbasis ilmu pengetahuan kepada publik. Pengalaman ini mengingatkan kita untuk selalu mencari kebenaran sebelum menyebarluaskan informasi, terutama di dunia maya yang penuh dengan narasi viral yang belum tentu berdasar pada fakta.

Back to top button