
Drama China yang kini tengah viral, “The Best Thing,” semakin memperkenalkan pengobatan tradisional Tiongkok kepada khalayak luas. Sejak penayangan perdananya pada tanggal 25 Februari 2025, drama ini berhasil menarik perhatian banyak penonton, berkat alur cerita yang menarik dan penggambaran mendalam tentang praktik pengobatan tradisional.
“The Best Thing” merupakan adaptasi dari novel “Ai Ni, Shi Wo Zuoguo Zui Hao De Shi” yang ditulis oleh Sheng Li. Dengan sutradara Che Liangyi di balik layar, drama ini menyuguhkan cerita berlatar belakang di sebuah klinik pengobatan tradisional, yang menjadi sentra dari sebagian besar konflik dan interaksi antar karakter. Drama ini dibintangi oleh Zhang Ling He dan Xu Ruo Han, yang masing-masing berperan sebagai dokter dan pasien, menjadikan setiap adegan semakin menggugah minat para penonton.
Sinopsis drama ini berfokus pada Shen Xi Fan, seorang manajer hotel yang mengalami berbagai masalah kesehatan seperti insomnia dan migrain akibat tekanan pekerjaan. Dalam pencariannya untuk menemukan solusi, Xi Fan mengunjungi klinik pengobatan tradisional yang direkomendasikan oleh ibunya, di mana dia bertemu dengan dokter tampan, He Su Ye. Permasalahan mulai muncul ketika hubungan profesional mereka berubah seiring waktu, seiring tumbuhnya ketertarikan antara mereka, meskipun Xi Fan awalnya menjalin hubungan dengan orang lain.
Melalui drama ini, pemirsa tidak hanya disuguhkan dengan kisah romantis, tetapi juga diperkenalkan pada berbagai metode dan bahan herbal yang digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Hal ini meningkatkan rasa ingin tahu banyak orang tentang bagaimana pengobatan ini bekerja dan manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan bahan-bahan alami tersebut.
Pencapaian “The Best Thing” dalam memperkenalkan pengobatan tradisional Tiongkok bisa dilihat dari antusiasme yang ditunjukkan oleh para penonton, yang mulai mencari tahu lebih lanjut tentang cara pengobatan yang diperlihatkan dalam drama. Banyak yang beralih mencoba pengobatan alternatif yang telah terbukti secara historis menguntungkan, seperti akupunktur dan ramuan herbal.
Salah satu aspek menarik dari drama ini adalah cara karakter-karakter dalam cerita saling berinteraksi dengan pengobatan tradisional. Misalnya, Xi Fan yang awalnya skeptis terhadap ramuan-ramuan yang diberikan oleh dokter He, perlahan-lahan mulai memahami dan menghargai proses pengobatan tersebut. Dia bahkan mulai bersikap aktif dengan meminta dokter He untuk mengubah resep obatnya yang dianggap terlalu pahit. Interaksi ini memperlihatkan keterbukaan karakter untuk belajar, yang tentunya menjadi gambaran positif terhadap pengobatan tradisional.
Dengan naskah yang ditulis oleh Ou Siji, penulis yang juga bertanggung jawab atas kesuksesan drama-drama populer seperti “Love O2O” dan “Hidden Love,” “The Best Thing” berhasil menghadirkan kombinasi antara drama romantis dan pendidikan tentang pengobatan Tiongkok. Durasi tayang drama ini mencapai 28 episode, memberi ruang lebih untuk mengeksplorasi karakter-karakter dan menjelaskan latar belakang pengobatan tradisional secara mendalam.
Bermula dari sekadar tayangan hiburan, “The Best Thing” kini telah menjadi jembatan bagi banyak orang untuk menginvestigasi lebih dalam tentang budaya dan praktik pengobatan Tiongkok, yang selama ini mungkin kurang dikenal di luar negeri. Drama ini tersedia untuk ditonton melalui platform streaming iQIYI dengan subtitle bahasa Indonesia, sehingga memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses dan menikmati tayangan ini.
Kepopuleran “The Best Thing” tidak hanya mencerminkan daya tarik ceritanya, tetapi juga menunjukkan bagaimana media dapat berfungsi sebagai alat untuk mempromosikan dan mendidik masyarakat tentang keanekaragaman budaya, termasuk pengobatan tradisional yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Penonton kini semakin akrab dengan cara pengobatan yang lebih alami dan holistik, sejalan dengan pelbagai kebutuhan kesehatan yang semakin meningkat di masyarakat modern saat ini.