
Atletico Madrid mengalami kehampaan yang menyakitkan di babak 16 besar Liga Champions 2024/2025 setelah ditaklukkan oleh rival sekota mereka, Real Madrid, dalam sebuah duel yang dramatis di Stadion Civitas Metropolitano. Meskipun Atletico berhasil memastikan keunggulan 1-0 selama waktu normal dan perpanjangan waktu, mereka akhirnya harus mengakui keunggulan Madrid melalui drama adu penalti dengan skor 2-4. Ini menjadi sebuah mimpi buruk yang kembali mengingatkan Atletico akan pengalaman kelam sebelumnya di kompetisi elit Eropa ini.
Pertandingan yang digelar pada Kamis (13/3) dini hari WIB itu berjalan ketat hingga perpanjangan waktu. Dengan agregat 3-3, Atletico memiliki harapan untuk meraih kemenangan di hadapan publiknya. Gol yang dicetak oleh Atletico nampak menjadi tanda awal kebangkitan mereka, namun kehadiran VAR (Video Assistant Referee) membawa nasib buruk bagi tim asuhan Diego Simeone.
Salah satu momen kunci terjadi ketika eksekusi penalti Julian Alvarez seharusnya membawa Real Madrid menyamakan kedudukan. Namun VAR menganulir gol tersebut dengan alasan Alvarez tergelincir dan menyentuh bola dua kali saat melakukan tendangan. Keputusan ini jelas menambah tekanan bagi kedua tim dan menciptakan ketegangan di Stadion Civitas Metropolitano.
Kiper Atletico, Jan Oblak, sempat memberikan harapan kepada pendukungnya dengan menggagalkan tembakan penalti dari Lucas Vasquez. Namun, harapan itu sirna ketika Marcos Llorente, yang juga merupakan gelandang Atletico, gagal mengeksekusi penalti, memberikan kesempatan kepada Madrid untuk melaju lebih jauh. Sepakan Antonio Rudiger yang menentukan akhirnya menegaskan keunggulan Madrid dan memastikan mereka melanjutkan langkah ke perempat final.
Kekalahan ini tidak hanya membuat Atletico tersingkir dari kompetisi, tetapi juga mengulang catatan pahit mereka melawan Real Madrid di Liga Champions. Dalam sejarah mereka, Atletico belum pernah sekali pun berhasil menyingkirkan Madrid di fase gugur. Sebelumnya, Atletico juga harus menelan pil pahit saat kalah di final Liga Champions 2014 dan 2016, serta tersingkir di perempat final pada 2015 dan semifinal 2017.
Statistik pertandingan menunjukkan bahwa Atletico memiliki peluang yang cukup baik, tetapi ketidakmampuan mereka dalam memanfaatkan momen krusial menjadi penentu hasil akhir. Masyarakat sepak bola kini mempertanyakan taktik dan strategi Diego Simeone yang seakan tidak berhasil memberikan jawaban atas kekalahan berulang ini.
Sementara itu, Real Madrid memperpanjang catatan impresif mereka di kancah Liga Champions dengan keberhasilan ini. Performanya yang konsisten dan pengalaman di level tertinggi menjadi modal utama mereka dalam menghadapi tim-tim kuat lainnya di babak selanjutnya. Menarik untuk melihat apakah Madrid mampu mempertahankan momentum positif ini dalam laga-laga ke depan.
Keputusan VAR menjadi kontroversial dan menjadi bahasan hangat di kalangan penggemar sepak bola. Tidak jarang, keputusan yang diambil VAR menjadi sorotan karena dianggap bisa memengaruhi jalannya pertandingan. Dalam hal ini, keputusan VAR untuk membatalkan penalti yang semula menjadi harapan bagi Real Madrid seolah membawa kembali keraguan akan teknologi ini di dalam sepak bola modern.
Dengan tersingkirnya Atletico Madrid, pertanyaan besar kini menyelimuti masa depan tim ini di pentas Eropa. Dalam liga domestik, mereka harus segera fokus untuk mempertahankan performa terbaik agar tidak kehilangan momentum dalam meraih trofi di La Liga. Waktu akan menjawab apakah Atletico dapat bangkit dari keterpurukan ini dan memperbaiki diri untuk kompetisi di masa mendatang.