
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Ahmad Dhani, baru-baru ini mengusulkan ide kontroversial di tengah rapat kerja dengan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga serta Ketua Umum PSSI. Usulan tersebut berkaitan dengan naturalisasi pemain sepak bola Tim Nasional Indonesia, yang menurutnya harus melibatkan pemain berusia di atas 40 tahun yang dicarikan pasangan perempuan lokal. Ide unik ini langsung menarik perhatian dan memicu perdebatan hangat di kalangan peserta rapat.
Dalam pengantarnya, Ahmad Dhani menjelaskan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk menghasilkan generasi baru pemain sepak bola berkualitas di masa depan. Ia mengemukakan bahwa dengan menjodohkan pemain berusia lanjut dengan perempuan Indonesia, diharapkan anak-anak mereka bisa memiliki potensi menjadi bintang sepak bola. “Naturalisasi tidak harus pemain muda. Bisa juga pemain-pemain bola umur di atas usia 40, bisa juga kita naturalisasi pemain hebat, lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia,” ujarnya.
Usulan ini muncul dalam konteks pembahasan naturalisasi, di mana DPR baru saja menyetujui naturalisasi tiga pemain yakni Emil Audero, Dean James, dan Joey Pelupessy. Menurut Ahmad Dhani, proses naturalisasi seharusnya tidak hanya dikhususkan untuk pemain muda dari negara-negara Barat, tetapi juga mempertimbangkan pemain dari kawasan Asia atau Afrika yang lebih dekat secara kultural dan ras.
“Jadi, kita cari yang laki-laki saja, apalagi kalau Muslim, bisa empat istri. Kemungkinan ada pemain dari Aljazair atau Maroko yang sudah tua, kita naturalisasi. Lalu, kita carikan istri di sini, anaknya kita bina. Saya yakin hasilnya akan lebih baik,” tambahnya.
Bagi Ahmad Dhani, naturalisasi merupakan langkah revolusioner dalam dunia sepak bola Indonesia. Ia percaya bahwa jika langkah-langkah strategis dan ekstrem akan diambil, maka perkembangan sepak bola tanah air akan ikut terdorong. Ahmad Dhani menyatakan, “Saya orang yang sangat setuju naturalisasi. Bahkan sampai pemain berusia 50 tahun pun tidak ada masalah.”
Sementara itu, ide Ahmad Dhani langsung mencuri perhatian dan merespons berbagai pro dan kontra dalam forum tersebut. Sebagian anggota DPR dan masyarakat menganggap usulan tersebut konyol dan tidak pragmatis, sementara yang lain menyambutnya dengan sinis atau bahkan menganggapnya sebagai gagasan yang “keluar dari kotak.”
Keputusan untuk melibatkan pemain yang lebih tua dalam proses naturalisasi juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan dampaknya terhadap kualitas permainan. Banyak yang berargumen bahwa posisi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam sepak bola memerlukan kebugaran fisik yang tinggi yang mungkin sulit dipenuhi pemain di usia tersebut.
Di tengah perdebatan ini, Ahmad Dhani tetap optimis dan menegaskan bahwa naturalisasi adalah bagian penting dari evolusi sepak bola nasional. Dia bahkan merekomendasikan agar anggaran untuk program ini bisa diinisiasi dalam periode yang akan datang, dengan harapan pemain yang dinaturalisasi dapat memberikan kontribusi positif.
Sementara itu, momen sejumlah pemain asing yang dinaturalisasi masih menjadi topik hangat di kalangan penggemar sepak bola Indonesia. Dengan rencana yang dicanangkan oleh Ahmad Dhani dan dukungan dari DPR, semua mata kini tertuju pada langkah-langkah konkrit yang akan diambil PSSI dan pemerintah dalam mengembangkan program-program terkait. Tentu saja, tantangan untuk mewujudkan visi ini tetap besar dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan besar dalam dunia olahraga di tanah air.