Upacara Pemakaman Paus Fransiskus: Trump dan 160 Delegasi Hadir

Upacara pemakaman Paus Fransiskus dimulai hari ini di Alun-alun Santo Petrus, Vatikan, setelah sang pemimpin Katolik sedunia berpulang pada 21 April 2025 di usia 88 tahun. Keluarga, sahabat, dan sejumlah pemimpin dunia hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Fransiskus yang dikenal sebagai Paus pertama dari Amerika Latin.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama istrinya, Melania, menjadi salah satu tamu terakhir yang tiba. Kehadiran mereka menandakan betapa pentingnya momen ini bagi komunitas global. “Kami datang untuk menghormati dan mengenang seorang pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ungkap Trump saat tiba di lokasi.

Dari data yang dirilis oleh otoritas Kepolisian Roma, lebih dari 160 delegasi dari berbagai negara dan organisasi internasional juga hadir. Kehadiran mereka menunjukkan betapa luasnya dampak Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara kepolisian menegaskan, “Kami siap untuk mengamankan acara besar ini demi keselamatan setiap tamu yang hadir.”

Paus Fransiskus, yang menjadi Paus pertama dari Amerika Latin, dikenal dengan pendekatannya yang humanis dan penuh cinta. Dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin gereja, beliau mendorong dialog antaragama, serta penanggulangan isu-isu sosial seperti kemiskinan dan perubahan iklim. Kepemimpinannya diwarnai oleh kunjungan ke berbagai negara dan upaya untuk menjalin kedekatan dengan umat Katolik di seluruh dunia.

Paus Fransiskus dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Sebelum dimakamkan, peti jenazahnya ditempatkan di tengah alun-alun layaknya pengakuan akan perannya yang besar dalam menyatukan berbagai kalangan di dunia. Para peziarah sudah mulai berdatangan ke lokasi sejak beberapa hari sebelumnya, menciptakan kerumunan yang penuh nuansa haru.

Masyarakat di Vatikan dan sekitarnya merasakan kehilangan yang mendalam atas kepergian Paus. Banyak yang menyempatkan diri untuk berdoa dan menyalakan lilin sebagai simbol duka cita. “Kami akan selamanya mengenang ajaran dan kebaikan hati Paus Fransiskus,” ujar salah satu warga yang hadir.

Acara pemakaman ini tidak hanya menjadi sebuah ritual keagamaan, tetapi juga simbol persatuan umat manusia. Selain Donald Trump, delegasi dari berbagai negara meliputi pemimpin Eropa, Asia, dan Amerika Latin turut serta untuk memberikan penghormatan. Hal ini menegaskan posisi Paus Fransiskus sebagai tokoh global yang berpengaruh.

Dalam konteks yang lebih luas, selama kepemimpinannya, Paus Fransiskus mendorong setiap umat untuk bersatu dalam perbedaan dan memperjuangkan keadilan sosial. Dia telah berupaya keras untuk mengatasi isu-isu seperti krisis pengungsi, diskriminasi rasial, dan ketidakadilan ekonomi, menjadikan posisinya sebagai pemimpin spiritual tidak hanya terfokus pada aspek keagamaan, melainkan juga kemanusiaan.

Proses pemakaman dimulai dengan misa yang dipimpin oleh Kardinal di Vatikan, dihadiri oleh ribuan orang yang mengisi Alun-alun Santo Petrus. Mereka berdoa dan mengikuti prosesi pengantar jenazah dengan penuh khidmat. Gambar-gambar kenangan Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya dipamerkan di latar belakang, menggambarkan momen-momen penting dalam kehidupannya sebagai pemimpin spiritual.

Sebelum prosesi berlangsung, Vatikan merilis foto jenazah Paus Fransiskus dalam peti terbuka, menandai momen terakhir bagi banyak orang untuk memberikan penghormatan. Acara ini dipastikan tidak hanya bersejarah untuk umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh umat manusia yang menghargai dedikasi dan cinta yang telah diberikan oleh Paus Fransiskus selama masa hidupnya.

Berita Terkait

Back to top button