Umi Pipik Sebut Abidzar Pengganti Jefri Al Buchori: Anugerah Terindah

Umi Pipik, pendakwah sekaligus istri dari mendiang Jefri Al Buchori, mengungkapkan perasaan mendalamnya terkait anak keduanya, Abidzar Al Ghifari. Meskipun 12 tahun telah berlalu sejak kepergian Jefri, Umi Pipik merasakan kehadiran suaminya dalam diri Abidzar. Menurutnya, baik penampilan maupun karakteristik sang putra sangat mirip dengan almarhum. Hal ini membuat Umi Pipik merasa kerinduannya terobati, dan ia menganggap keberadaan Abidzar merupakan anugerah terindah dalam hidupnya.

Umi Pipik, yang juga dikenal sebagai seorang publik figur, menyampaikan pernyataannya melalui akun media sosialnya. Ia mengatakan, “Ketika Engkau ambil (suamiku), tapi Engkau titipkan dia (Abidzar) yang menjadi pelipur laraku. Kesamaan sifat, hati, wajah, kebaikan, yang ada dalam dirinya saat ini sebuah anugerah dari-Mu yang sangat indah.” Pernyataan ini menunjukkan betapa besar rasa syukur dan cinta yang ia rasakan terhadap anaknya.

Dalam beberapa potret yang diunggah Umi Pipik, Abidzar tampak memiliki kemiripan yang mencolok dengan Jefri Al Buchori, baik dari segi wajah, gaya rambut, hingga perawakan. Bahkan, gaya berpakaian Abidzar pun menunjukkan kesamaan dengan almarhum. Warganet yang melihat foto tersebut pun banyak yang berkomentar, mengungkapkan bahwa mereka juga melihat sosok almarhum di wajah Abidzar. Beberapa netizen bahkan memberikan komentar, “Ya Allah, plek ketiplek ya, jadi kebayang almarhum yang dulu. Alfatihah untuk ustaz Jefri,” menunjukkan bagaimana mereka mengagumi kemiripan itu.

Abidzar sendiri, yang kini telah berusia 23 tahun, tidak hanya mewarisi fisik ayahnya, tetapi juga memiliki karakter yang membuat Umi Pipik merasa nyaman dan bahagia. Dukungan warganet pun terus mengalir, dengan banyak yang mengatakan bahwa di samping wajahnya yang mirip, Abidzar juga memiliki kebaikan hati yang mirip dengan Jefri Al Buchori.

Kehidupan Jefri Al Buchori, yang dikenal dengan gaya berdakwahnya yang santai dan akrab, meninggalkan kesan mendalam di hati banyak orang. Ia meninggal dunia pada 26 April 2013 akibat kecelakaan tunggal, meninggalkan empat anak yang kini mencoba meneruskan legasi dan nilai-nilai yang diajarkan oleh sang ayah. Ujungan gaya hidupnya yang dikenal sebagai ‘ustaz gaul’ ditandai dengan cara berdakwah yang unik, sehingga banyak penggemar yang sangat mengenangnya.

Umi Pipik juga menyebutkan bahwa meskipun kehadiran Jefri Al Buchori tidak lagi fisik, cinta dan kenangan yang ditinggalkan terus hidup dalam diri Abidzar. Hal ini memberikan motivasi tersendiri bagi Umi Pipik untuk terus menjalani kehidupannya dan mendidik anak-anak dengan baik. Umi Pipik menganggap Abidzar sebagai pelipur lara sekaligus pengingat akan cinta yang pernah ia jalani dengan suaminya.

Dalam mendidik anak-anaknya, Umi Pipik berkomitmen untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik dan melanjutkan dakwah yang telah dilakukan oleh Jefri. Meskipun tantangan tidak jarang datang, Umi Pipik tetap optimistis dan berusaha keras untuk membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang yang tulus. Ia percaya bahwa Abidzar, dengan segala kemiripan dan kebaikan yang dimilikinya, adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Tuhan setelah kepergian suaminya.

Melalui perjalanan hidupnya sebagai seorang istri dan ibu, Umi Pipik tidak hanya mengenang Jefri Al Buchori, tetapi juga merasakan kehadiran beliau melalui Abidzar. Ini adalah sebuah kisah yang menggambarkan bagaimana cinta dan kenangan dapat terus hidup melalui generasi berikutnya. Umi Pipik berkomitmen untuk terus mengingat dan merayakan kehidupan Jefri, serta menjaga warisan yang telah ditinggalkannya untuk selalu hidup dalam keluarga mereka.

Back to top button