
Marvel Studios kembali menghadirkan sebuah gebrakan melalui film terbaru mereka, Thunderbolts, yang dijadwalkan tayang mulai 2 Mei 2025. Disutradarai oleh Jake Schreier dan diproduseri oleh Kevin Feige, film berdurasi 2 jam 6 menit ini menawarkan pendekatan berbeda dalam dunia Marvel Cinematic Universe (MCU) dengan mengangkat cerita sekelompok antihero yang tengah berjuang menghadapi masa lalu mereka.
Thunderbolts mengisahkan sekelompok karakter kompleks: Yelena Belova (Florence Pugh), Bucky Barnes/Winter Soldier (Sebastian Stan), Red Guardian (David Harbour), John Walker/U.S. Agent (Wyatt Russell), Ghost (Hannah John-Kamen), dan Taskmaster (Olga Kurylenko). Mereka semua direkrut oleh Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus) untuk menjalankan misi rahasia. Namun, misi ini ternyata menjadi jebakan yang mengharuskan mereka menghadapi berbagai trauma serta kesalahan yang mengganggu kehidupan mereka.
Salah satu karakter baru yang menambah lapisan cerita adalah Sentry (Lewis Pullman), yang memiliki kekuatan luar biasa namun disertai sisi gelap yang disebut The Void. Kehadirannya menambah kompleksitas di dalam narasi yang sudah mendalam ini.
Thunderbolts mengambil pendekatan baru dalam penceritaan, berbeda dari film MCU sebelumnya yang umumnya fokus pada aksi spektakuler dan heroisme. Di sini, film ini mengeksplorasi tema trauma, penebusan, dan identitas secara lebih mendalam. Setiap karakter dibangun dengan kerentanan dan konflik batin yang membuat mereka terasa lebih manusiawi. Yelena, sebagai contoh, berjuang dengan kehilangan Natasha Romanoff, sementara Bucky Barnes berupaya melepaskan diri dari masa lalunya yang kelam sebagai Winter Soldier.
Florence Pugh menunjukkan kemampuannya dengan penampilan emotif sebagai Yelena, sedangkan David Harbour membawa nuansa humor dan kehangatan dengan interaksinya yang bersahabat bersama Yelena. Bucky Barnes, yang diperankan oleh Sebastian Stan, digambarkan sebagai sosok introspektif dan penuh konflik. Kehadiran Julia Louis-Dreyfus sebagai Valentina menambah elemen misteri yang membuat cerita semakin menarik.
Visual film ini juga menunjukkan pendekatan yang lebih realistis, menggunakan efek praktis dan lokasi syuting yang mendukung atmosfer, seperti di Utah dan Kuala Lumpur. Sinematografi oleh Andrew Droz Palermo berhasil memberikan suasana yang lebih gelap dan intim. Sementara musik latar karya Son Lux menambah kedalaman emosional dalam setiap adegan, selaras dengan tema yang diangkat.
Thunderbolts mendapatkan sambutan positif dari para kritikus, dengan skor 89% di Rotten Tomatoes dan 70 di Metacritic. Banyak yang memuji pendekatan naratif yang lebih dalam serta penampilan kuat dari para pemeran. Namun, beberapa kritik juga menunjukkan bahwa alur cerita terasa kurang fokus, dan pengembangan karakter tertentu tidak seimbang.
Film ini adalah langkah berani dari Marvel Studios untuk menjelajahi aspek gelap dalam dunia pahlawan super. Dengan fokus pada karakter antihero dan tema yang lebih dewasa, Thunderbolts menawarkan perspektif baru yang segar dalam MCU. Meski tidak sempurna, film ini berhasil menyampaikan cerita yang emosional dan mendalam, menjadikannya salah satu film Marvel yang paling berbeda dan berani hingga saat ini.
Bagi penggemar MCU yang mencari kisah yang lebih kompleks dan mendalam, Thunderbolts adalah tontonan yang layak untuk disaksikan. Selain itu, jangan lewatkan dua post credit scene yang menjanjikan di akhir film, yang pastinya dapat memicu rasa penasaran untuk kelanjutan cerita di jagat Marvel.