Internasional

Turki Siap Hadapi Epidemi Mpox: Rencana Solusi Terpadu Diterapkan

Turki telah mengintensifkan upayanya untuk menghadapi kemungkinan epidemi Mpox (cacar monyet) dengan membentuk komite ilmiah dan menyusun pedoman penanganan yang cermat. Menurut Menteri Kesehatan, Kemal Memisoglu, langkah tersebut diambil sebagai tindakan pencegahan menyusul adanya dugaan wabah di negara-negara lain. Dalam wawancara dengan saluran televisi Haberturk, Memisoglu mengungkapkan komitmen Turki dalam menyusun rencana yang matang untuk menangani penyakit tersebut.

“Kami telah membentuk komite ilmiah untuk membahas tindakan pencegahan yang perlu diambil jika penyakit ini muncul di negara kami. Kami juga membahas langkah-langkah pencegahan sebelum penyakit tersebut tiba dan tindakan yang akan diambil jika penyakit itu muncul,” papar Memisoglu. Ia menekankan bahwa mereka telah menyusun semua rencana dan persiapan yang diperlukan, memastikan bahwa pedoman penanganan penyakit ini siap diterapkan.

Penyebaran Mpox telah menimbulkan perhatian global, dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, telah menandai wabah ini sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat. Meskipun Mpox mungkin tidak menyebar secepat COVID-19, para ilmuwan memperkirakan bahwa penyakit ini bisa menjadi endemik. Memisoglu menjelaskan, “Semua orang setuju bahwa penyakit ini tidak akan seperti COVID-19, karena COVID-19 sangat cepat menular dan dapat menyebar luas melalui saluran pernapasan, berbeda dengan Mpox yang menular melalui kontak.”

Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut adalah beberapa fakta penting tentang Mpox:

  • Gejala: Gejala awal Mpox meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, dan kelelahan, diikuti oleh ruam yang sering diawali di wajah sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
  • Transmisi: Penyakit ini menular melalui kontak, yang membedakannya dari virus-virus yang menyebar melalui saluran pernapasan, seperti COVID-19.
  • Komplikasi: Meskipun mayoritas kasus sembuh dalam beberapa minggu, terdapat risiko komplikasi yang harus diwaspadai.

Protokol pencegahan yang disusun oleh Turki termasuk menjaga kebersihan pribadi, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kontak dekat dengan individu yang sakit. Memisoglu juga merekomendasikan agar masyarakat segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala yang sesuai dengan Mpox.

Sejak Mei 2022, gelombang infeksi Mpox telah terdeteksi di negara-negara yang sebelumnya tidak mengalami virus ini, seperti Amerika Serikat, Inggris, Swedia, dan Belgia. Meningkatnya kasus ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk tindakan pencegahan yang lebih luas. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah vaksinasi. Vaksin Mpox terbukti efektif untuk melindungi populasi di negara-negara yang dapat mengaksesnya.

Mengingat pengalaman dari pandemi COVID-19, penting bagi masyarakat global dan pemerintah untuk memperkuat kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit menular. Kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap wabah Mpox menjadi prioritas, sesuai dengan rekomendasi WHO yang menyarankan agar negara-negara berkoordinasi untuk mengidentifikasi dan menanggapi wabah atas dasar pengamatan dan data yang akurat.

Dalam konteks ini, kiprah Turki dalam menyusun rencana pencegahan dan respon terhadap Mpox menunjukkan bahwa negara tersebut tidak hanya merespons ancaman kesehatan yang ada dengan serius, tetapi juga berusaha untuk melindungi kesehatan publik melalui pendekatan yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan kolaborasi internasional. Keputusan untuk membentuk komite ilmiah adalah langkah yang dijadikan sebagai acuan dalam penanganan wabah, serta akan membantu memfasilitasi informasi dan strategi yang tepat bagi masyarakat dan petugas kesehatan.

Rizky Pratama adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button