Trump Pertimbangkan Larangan Warga AS Gunakan AI DeepSeek, Kenapa?

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini tengah mempertimbangkan pelarangan penggunaan kecerdasan buatan (AI) bernama DeepSeek oleh warga AS. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan dalam persaingan teknologi antara AS dan Tiongkok. Dalam pernyataan terbaru dari Gedung Putih, Trump menyebutkan bahwa langkah tersebut juga akan mencakup pembatasan akses terhadap chip AI dari perusahaan Nvidia kepada pihak-pihak di Tiongkok.

DeepSeek, yang berasal dari China, telah menarik perhatian luas dalam beberapa bulan terakhir berkat popularitasnya yang melonjak di kalangan pengembang AI di AS. Layanan yang ditawarkan DeepSeek dinilai lebih kompetitif dalam hal harga dibandingkan dengan model-model AI yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley. Banyak perusahaan di sektor teknologi merasa tertekan untuk menurunkan biaya jasa mereka demi bisa bersaing dengan DeepSeek, yang semakin memperdalam keresahan para pejabat di AS.

Salah satu alasan utama di balik pertimbangan pelarangan ini adalah tuduhan dari OpenAI yang menyatakan bahwa DeepSeek telah mendistilasi model-model miliknya. Tuduhan tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap syarat penggunaan OpenAI dan memicu kekhawatiran besar tentang pencurian kekayaan intelektual. Dalam konteks ini, AS berusaha melindungi inovasi dan teknologi yang telah mereka kembangkan dengan mengantisipasi bahaya dari penggunaan teknologi AI asing.

Kekhawatiran ini juga mencakup implikasi keselamatan dan keamanan data. Sejumlah lembaga pemerintah di berbagai negara, termasuk Korea Selatan dan Australia, telah mulai mengambil langkah-langkah serupa untuk membatasi akses terhadap penggunaan teknologi dari perusahaan seperti DeepSeek, terutama di kalangan pegawai pemerintah. Hal ini dipandang sebagai upaya untuk melindungi informasi sensitif dan menjaga integritas data pemerintah.

Pada Selasa (15/4), Gedung Putih secara resmi memperketat aturan bagi penjualan chip AI Nvidia ke China dalam upaya untuk memperkuat kebijakan pembatasan ekspor yang sebelumnya diterapkan saat pemerintahan Joe Biden. Chip AI dari Nvidia dianggap penting dalam menjaga keunggulan teknologi AS dan kini menjadi fokus utama dalam kebijakan perdagangan luar negeri.

Para pejabat AS berpendapat bahwa dengan membatasi akses China terhadap teknologi canggih, termasuk chip AI dan layanan seperti DeepSeek, mereka akan lebih mampu mempertahankan dominasi AS dalam perlombaan teknologi global. Mereka memperingatkan bahwa ketidakstabilan dalam teknologi AI dapat memberikan keuntungan strategis kepada negara-negara yang mengelolanya, termasuk potensi risiko bagi keamanan nasional.

Di sisi lain, keputusan untuk melarang penggunaan DeepSeek oleh warga AS menimbulkan berbagai reaksi. Beberapa pihak berpendapat bahwa langkah ini dapat melanggar kebebasan individu untuk menggunakan teknologi yang efisien dan inovatif. Namun, banyak yang sepakat bahwa kekhawatiran terkait keamanan dan perlindungan kekayaan intelektual menjadi prioritas utama dalam era persaingan global yang semakin ketat.

Melihat perkembangan ini, tampak jelas bahwa pemerintah AS tidak hanya berusaha untuk melindungi ekonomi domestik, tetapi juga menjaga keamanan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar. Ini adalah gambaran dari pergeseran besar dalam cara negara-negara mengelola teknologi, yang akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan dan inovasi teknologi lainnya. Keputusan yang diambil dalam waktu dekat akan menentukan arah hubungan teknologi antara AS dan Tiongkok di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button