Tren Tubuh Kurus Ekstrem di Hollywood: Dipicu Obat Khusus?

Selebritas Hollywood kini kembali menarik perhatian publik, tetapi bukan hanya karena penampilan glamor mereka di acara penganugerahan, melainkan juga tren tubuh kurus ekstrem yang tengah menjamur. Tren ini berbeda jauh dengan beberapa tahun lalu ketika bentuk tubuh yang lebih berisi dan montok lebih diutamakan. Kini, sejumlah artis wanita, seperti Ariana Grande, Brooke Shields, dan Selena Gomez, memperlihatkan penampilan yang sangat kurus, yang memicu perdebatan di kalangan masyarakat.

Salah satu contoh mencolok adalah transformasi fisik Selena Gomez. Artis yang dikenal memiliki tubuh montok ini kini terlihat sangat ramping dalam waktu yang cukup singkat, yang mengundang spekulasi bahwa ia menggunakan obat penurun berat badan, seperti Ozempic. Obat ini awalnya diciptakan untuk pengobatan diabetes, tetapi kini kian populer di kalangan publik yang ingin menurunkan berat badan dengan cara instan.

Dr. Emily Carter, seorang ahli gizi dan kesehatan dari Los Angeles, mencatat bahwa tren ini mengingatkan pada era 90-an, di mana model-model seperti Kate Moss mendominasi industri mode dengan citra tubuh super ramping. “Tapi kali ini, ada dugaan bahwa tren ini didorong oleh akses yang lebih mudah ke obat-obatan penurun berat badan,” ujarnya, mengacu pada tingginya permintaan terhadap Ozempic dan obat serupa lainnya.

Masyarakat semakin khawatir bahwa tren tubuh kurus ekstrem ini akan memberikan dampak negatif, terutama bagi generasi muda yang menjadikan para selebritis sebagai panutan. Aktivis body positivity, Lisa Thompson, menyatakan kekhawatirannya, “Masalahnya bukan hanya tampilan fisik, tetapi juga pesan yang disampaikan kepada masyarakat luas, terutama kepada perempuan muda.” Ia menambahkan bahwa standar kecantikan yang terus berubah-ubah bisa berakibat buruk bagi kesehatan mental dan fisik individu.

Ironisnya, meskipun tren ini semakin mengemuka, banyak selebritis yang memilih untuk tidak menjelaskan metode penurunan berat badan yang mereka jalani. Hal ini menimbulkan keprihatinan di kalangan ahli dan aktivis yang meminta agar pihak Hollywood lebih bertanggung jawab dalam membentuk persepsi kecantikan yang sehat. “Kita perlu melihat lebih banyak representasi tubuh yang realistis dan sehat di media. Tidak semua orang harus super kurus untuk terlihat cantik,” tegas Dr. Carter.

Dari perspektif luas, ada kekhawatiran bahwa tren ini tidak hanya memengaruhi persepsi kecantikan, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental individu. Banyak studi menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ekstrem dapat menyebabkan gangguan makan dan masalah kecemasan, terutama di kalangan perempuan muda yang terpapar terus-menerus pada citra tubuh ideal yang tidak realistis.

Melihat dinamika ini, pertanyaan yang muncul adalah apakah industri hiburan akan kembali mengadopsi standar kecantikan yang lebih realistis atau malah mempertahankan budaya tubuh kurus ekstrem yang dinilai tidak sehat. Perbincangan mengenai standar kecantikan jelas masih jauh dari selesai, dan tren tubuh kurus ekstrem yang tengah mewabah di Hollywood menjadi salah satu aspek penting dalam diskusi ini.

Dampak dari tren ini bukan hanya tercermin dalam dunia hiburan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang terpengaruh oleh gambaran-gambaran estetika yang ditawarkan oleh media dan media sosial. Beberapa pihak menyerukan agar Hollywood memperhatikan tanggung jawab sosialnya dalam mempersembahkan citra yang lebih positif, dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi berbagai bentuk tubuh.

Berita Terkait

Back to top button