Tragedi: Pangeran Frederik Meninggal di Usia 22 karena Penyakit Langka

Pangeran Frederik, putra bungsu Pangeran Robert dan Putri Julie dari Kerajaan Luksemburg, meninggal dunia pada 1 Maret 2025, di usia 22 tahun. Penyebabnya adalah penyakit genetik langka yang dikenal sebagai PolG mitokondria, sebuah kondisi yang mempengaruhi fungsi mitokondria dalam sel tubuh. Kabar duka ini disampaikan oleh Pangeran Robert melalui situs web PolG Foundation, sebuah organisasi yang didirikan oleh Pangeran Frederik untuk mendukung penelitian dan pengobatan penyakit tersebut.

Pangeran Frederik dikenal sebagai sosok yang penuh kasih dan humor. Dalam momen terakhirnya, ia meminta keluarga untuk berkumpul di kamarnya dan berbagi kata-kata hangat. Pangeran Robert mengungkapkan, “Pada 28 Februari, Pangeran Frederik memanggil kami untuk terakhir kalinya. Ia bertanya, ‘Ayah, apakah Ayah bangga padaku?’ Pertanyaan itu mengejutkan saya, tetapi saya dengan yakin menjawab bahwa dia telah menjalani hidupnya dengan penuh makna dan keberanian.”

Lahir pada 18 Juni 2002, Pangeran Frederik didiagnosis dengan PolG mitokondria pada usia 14 tahun setelah gejala penyakitnya semakin parah. Penyakit ini merupakan kelainan genetik yang mengakibatkan penurunan energi seluler, berpotensi menyebabkan kegagalan pada banyak organ. Ahli kesehatan menggambarkan kondisi ini ibarat ‘baterai yang tidak dapat terisi penuh dan akhirnya kehabisan energi.’ Sayangnya, meskipun penelitian terus dilakukan, hingga saat ini belum ada pengobatan atau terapi yang diakui efektif untuk penyakit ini.

Pada tahun 2021, Pangeran Frederik bersama orang tuanya mendirikan PolG Foundation untuk memberikan dukungan terhadap penelitian mengenai penyakit ini. Dalam yayasan tersebut, ia menjabat sebagai Direktur Kreatif, bertanggung jawab untuk desain situs web, identitas visual, dan pengelolaan media sosial. Selain itu, Pangeran Frederik juga berkontribusi dalam pengembangan model eksperimental untuk penelitian PolG di Amerika Serikat dan Eropa, menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran dan penelitian terkait penyakit ini.

Keluarga kerajaan Luksemburg mengekspresikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Pangeran Frederik. Pangeran Robert menyebut putranya sebagai “pahlawan super” bagi dirinya dan banyak orang lainnya, menggambarkan sosok Pangeran Frederik sebagai inspirasi yang memberikan contoh positif bagi dunia. “Frederik adalah sosok yang menginspirasi dan memberikan contoh bagi dunia,” lanjutnya.

Menghadapi kehilangan ini, keluarga kerajaan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan Pangeran Frederik dengan mendukung penelitian mengenai PolG serta penyakit mitokondria lainnya. Mereka berencana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit genetik langka ini dan tantangan yang dihadapinya.

Komitmen yang ditunjukkan oleh Pangeran Frederik dan keluarganya dalam menanggulangi penyakit PolG mitokondria dapat menjadi pendorong harapan bagi banyak pasien dan keluarga lainnya yang juga menghadapi tantangan serupa. Melalui yayasan yang didirikan, diharapkan penelitian akan terus berlanjut dan menjanjikan kemajuan dalam pemahaman serta pengobatan penyakit genetik langka ini.

Kematian Pangeran Frederik bukan hanya kehilangan bagi keluarganya dan Kerajaan Luksemburg, tetapi juga bagi komunitas kesehatan di seluruh dunia yang berjuang melawan penyakit genetik langka. Dengan terus melanjutkan warisannya, diharapkan terdapat inovasi baru yang dapat meringankan atau bahkan menyembuhkan kondisi yang diderita oleh mereka yang terdiagnosis dengan gangguan mitokondria.

Back to top button