
Helikopter wisata jatuh ke Sungai Hudson di New York City pada Kamis, 10 April 2025, mengakibatkan seluruh penumpangnya yang berjumlah enam orang tewas. Tragedi ini melibatkan sebuah keluarga asal Spanyol bersama pilot helikopter saat mereka menikmati penerbangan. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota New York, Eric Adams, yang mengonfirmasi bahwa tidak ada penyintas dari kecelakaan yang mengerikan ini.
Di antara korban terdapat Agustin Escobar, seorang eksekutif dari perusahaan teknologi Siemens yang berbasis di Jerman. Sumber dari aparat penegak hukum yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan informasi tersebut. Otoritas penegak hukum, termasuk Polisi Kota New York dan Penjaga Pantai AS, masih menyelidiki lebih lanjut, sementara Siemens belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini.
Kronologi kecelakaan mulai terungkap setelah video kejadian beredar luas. Dalam rekaman tersebut, tampak sebuah benda besar jatuh ke permukaan air, diikuti dengan baling-baling helikopter yang terlihat berputar-putar sebelum akhirnya tenggelam. Helikopter Bell 206 yang dioperasikan oleh New York Helicopter Tours lepas landas sekitar pukul 15.00 waktu setempat dari pusat kota dan terbang ke arah utara di atas Sungai Hudson. Saat mencapai Jembatan George Washington, helikopter berbelok ke selatan dan jatuh pada pukul 15:15 waktu setempat di dekat Lower Manhattan, tepatnya lepas pantai Hoboken, New Jersey.
Setelah insiden tersebut, tim penyelamat berupaya melakukan evakuasi. Empat orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara dua lainnya yang kemudian dievakuasi ke rumah sakit juga dinyatakan tewas. Kejadian ini tidak hanya menyentuh segi keselamatan penerbangan di New York, tetapi juga kembali menyoroti kegelisahan yang berkembang terkait dengan keselamatan helikopter tur di kota yang padat ini.
Menteri Perhubungan, Sean Duffy, mengungkapkan bahwa helikopter tersebut berada di dalam Area Aturan Penerbangan Khusus yang telah ditetapkan di New York, sehingga tidak ada layanan kontrol lalu lintas udara saat kecelakaan terjadi. Hal ini semakin menambah kompleksitas dan memicu diskusi mengenai regulasi penerbangan di wilayah perkotaan yang sibuk. Dalam respons terhadap insiden ini, Federal Aviation Administration (FAA) dan National Transportation Safety Board (NTSB) telah mengumumkan akan melakukan investigasi mendalam, dengan NTSB memimpin penyelidikan. Duffy juga mengonfirmasi bahwa Tim Tinjauan Keselamatan telah dibentuk secepatnya setelah kecelakaan terjadi.
Kota New York, yang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata dengan banyak operator tur helikopter, memiliki catatan sejarah yang serius terkait kecelakaan helikopter. Dalam peristiwa serupa pada tahun 2018, lima penumpang tewas ketika helikopter jatuh ke East River, meskipun pilotnya selamat. Keselamatan dalam penerbangan helikopter kini menjadi topik yang semakin mendapatkan perhatian, terutama di kalangan legislator yang merespons kecelakaan tragis ini.
Sebagai mayoritas operator tur helikopter masih aktif, banyak dari mereka menawarkan pengalaman pemandangan yang menakjubkan dengan tarif yang bervariasi. Namun, insiden seperti ini pastinya akan memicu keraguan di kalangan wisatawan tentang keselamatan dan risiko yang terkait dengan aktivitas tersebut.
Seiring dengan proses investigasi yang sedang berlangsung, para pejabat diharapkan akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai penyebab potensi kecelakaan ini di hari-hari mendatang, sambil berupaya memastikan bahwa keselamatan penerbangan helikopter di New York akan ditingkatkan, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.