
Kabar duka datang dari industri musik Indonesia. Sabtu, 10 April 2025, Titiek Puspa, penyanyi legendaris asal Indonesia, meninggal dunia di usia 82 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, akibat pendarahan otak di sisi kiri. Pendarahan ini merupakan kondisi medis yang serius dan memerlukan penanganan segera.
Pendarahan otak, juga dikenal sebagai stroke hemoragik, terjadi ketika ada perdarahan di dalam jaringan otak atau di sekitar otak akibat pecahnya pembuluh darah. Saat pendarahan terjadi di bagian kiri otak, fungsi yang diatur oleh sisi kanan tubuh dapat terganggu, termasuk kemampuan berbicara dan kemampuan logika, yang sangat vital bagi aktivitas sehari-hari.
Otak manusia terbagi menjadi dua belahan, kiri dan kanan, dengan masing-masing berperan dalam fungsi tertentu. Otak kiri bertanggung jawab atas kemampuan berbahasa, analisis, dan logika. Oleh karena itu, pendarahan pada area ini bisa menyebabkan gejala yang sangat serius dan harus segera diatasi.
Faktor penyebab pendarahan otak bervariasi dan mencakup beberapa kondisi sebagai berikut:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi): Merupakan penyebab paling umum dan bisa melemahkan dinding pembuluh darah sehingga berisiko pecah.
- Cedera kepala: Benturan keras akibat jatuh atau kecelakaan dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak.
- Aneurisma: Kondisi tersebut merujuk pada pelebaran pembuluh darah yang bisa pecah secara tiba-tiba.
- Kelainan pembuluh darah (AVM): Sebuah kelainan bawaan yang menyebabkan hubungan abnormal antara arteri dan vena.
- Penggunaan obat pengencer darah: Beberapa obat, seperti warfarin dan aspirin, bisa meningkatkan risiko perdarahan.
Hingga saat ini, belum ada informasi detail mengenai apakah pendarahan yang dialami Titiek Puspa terkait dengan kondisi medis yang lebih serius. Namun, usia lanjut sering kali menjadi salah satu faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terjadinya pendarahan otak pada individu.
Gejala yang muncul akibat pendarahan otak kiri bervariasi, tetapi beberapa yang umum diantaranya adalah:
- Kesulitan berbicara atau berbicara tidak jelas.
- Lemah atau lumpuhnya tubuh bagian kanan.
- Kehilangan keseimbangan.
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.
- Mual dan muntah.
- Penurunan tingkat kesadaran hingga koma.
Penanganan medis darurat sangat penting untuk meningkatkan peluang hidup dan mengurangi risiko kecacatan setelah mengalami pendarahan otak. Umumnya, langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
- Diagnosis cepat: Menggunakan CT scan atau MRI untuk menentukan lokasi dan besarnya perdarahan.
- Stabilisasi pasien: Meliputi pengaturan tekanan darah, pemberian oksigen, dan pemantauan kondisi vital.
- Pembedahan: Dalam beberapa kasus, operasi kraniotomi mungkin diperlukan untuk mengangkat bekuan darah atau memperbaiki pembuluh darah yang pecah.
- Perawatan intensif: Pasien akan diobservasi di ruang ICU untuk pemantauan lebih lanjut.
- Rehabilitasi: Jika pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan, terapi fisik, wicara, dan okupasi mungkin diperlukan untuk memulihkan fungsi yang terganggu.
Pendarahan otak di bagian kiri adalah kondisi medis yang serius dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Berita meninggalnya Titiek Puspa menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap faktor-faktor risiko seperti hipertensi dan pentingnya menjaga gaya hidup sehat. Kegiatan promosi kesehatan dan kesadaran tentang gejala-gejala awal pendarahan otak sangat diperlukan untuk menekan angka kematian terkait kondisi ini.