
Setelah menyelesaikan libur panjang Lebaran, banyak orang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, menghadapi momen transisi yang cukup menantang ketika kembali ke rutinitas kerja. Perubahan drastis dalam pola hidup yang lebih santai dan fleksibel selama liburan seringkali membuat karyawan merasa stres saat beradaptasi kembali dengan tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini, psikolog Meriyati, M.Psi., memberikan beberapa tips praktis agar masyarakat dapat kembali produktif tanpa merasa tertekan.
Menurut Meriyati, kunci utama untuk kembali bekerja dengan semangat adalah menyiapkan mental dan fisik yang seimbang. "Setelah libur panjang, tubuh dan pikiran kita butuh penyesuaian. Agar tidak merasa kewalahan, penting untuk mempersiapkan diri dengan pola pikir positif dan manajemen waktu yang baik. Dengan begitu, kita bisa kembali produktif tanpa stres berlebihan," ujarnya.
Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan Meriyati untuk membantu individu menghadapi masa transisi ini:
Mengembalikan Pola Tidur Sehat: Langkah pertama adalah menyesuaikan kembali waktu tidur yang mungkin terganggu selama liburan. Meriyati menyarankan untuk menghindari kebiasaan begadang dan mulai tidur lebih awal. "Tidur cukup dan bangun lebih pagi akan membuat tubuh terasa lebih segar dan siap menghadapi aktivitas harian," jelasnya.
Menyusun Rutinitas Sehat: Membuat jadwal harian yang terstruktur, termasuk olahraga ringan dan sarapan bergizi, sangat penting. Rutinitas yang baik akan membantu tubuh menyesuaikan kembali ke ritme kerja dan menjaga energi tetap stabil.
Mempersiapkan Lingkungan Kerja: Sebelum kembali ke kantor, menyempatkan waktu untuk merapikan meja kerja atau ruang kerja pribadi bisa meningkatkan konsentrasi. Lingkungan kerja yang rapi dan bersih akan menciptakan rasa nyaman dan produktivitas yang lebih tinggi.
Pemikiran Positif: Menyusun perspektif positif terhadap kembali bekerja dapat mengurangi rasa berat. Meriyati menganjurkan agar individu tidak melihat kembalinya ke kantor sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk memulai babak baru. "Gunakan memori liburan sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik," ujarnya.
Menjaga Hubungan Sosial: Komunikasi yang baik dan dukungan antar rekan kerja dapat membantu menciptakan atmosfer kerja yang menyenangkan. Hubungan baik di tempat kerja dapat mengurangi stres dan meningkatkan semangat.
- Menerapkan Keseimbangan Kerja dan Waktu Pribadi: "Jangan abaikan waktu untuk diri sendiri," tambahnya. Meriyati menekankan pentingnya relaksasi setelah bekerja untuk mencegah burnout yang bisa terjadi akibat tekanan kerja yang berlebihan.
Sejalan dengan panduan dari psikolog, pemerintah melalui Kementerian PANRB juga mendukung pekerja dengan tetap memberlakukan kebijakan work from anywhere (WFA) hingga 8 April 2025. Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi para ASN untuk menyesuaikan kembali pola aktivitasnya secara bertahap sebelum kembali ke kantor secara penuh, mendukung upaya untuk mengurangi stres pasca liburan.
Dengan menerapkan langkah-langkah yang diberika Meriyati, pekerja di Jakarta dapat lebih mudah menghadapi kembali tekanan kerja dan menjaga semangat produktivitas. Adaptasi ini sangat penting untuk menghindari "post-holiday blues" dan menjaga semangat kerja tetap menyala. Implementasi pola pikir positif dan dukungan lingkungan kerja juga sangat penting dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif.